Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Kompas.com - 18/04/2024, 20:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Kapal perusak milik Belanda, HNLMS Eversten yang juga berada di Tanjung Priok, ditugaskan untuk mengawal USS Houston dan HMAS Perth, tetapi berangkat dua jam lebih lambat karena belum siap.

Di perjalanan, USS Houston dan HMAS Perth yang dikomandoi oleh Hector Waller, bertemu dengan konvoi Angkatan Laut Jepang yang memasuki Teluk Banten.

Sekitar pukul 11 malam, USS Houston dan HMAS Perth terlihat oleh kapal perusak Fubuki milik Jepang, yang sedang berpatroli dan diam-diam mengikuti mereka.

Baca juga: Pertempuran Laut Koral, Pertarungan Udara Angkatan Laut Jepang dan AS

Tidak lama kemudian, HMAS Perth melihat kapal yang awalnya disangka sebagai sebuah korvet Australia.

Namun, kapal tersebut ternyata kapal perusak Jepang lainnya (mungkin Harukaze), yang langsung menembakkan sembilan torpedo.

Setelah Harukaze berbalik, Waller melaporkan kontak tersebut dan memerintahkan menara depannya untuk melepaskan tembakan.

Alhasil, dua pihak saling melempar torpedo, tetapi Sekutu kalah jumlah pasukan dari Armada Laut Jepang.

Melansir Historia ID, saat itu pihak Jepang yang dipimpin Laksda Kenzaburo Hara dan Divisi 7 yang dikomandoi oleh Laksdya Takeo Kurita, membawa dua kapal induk, lima kapal penjelajah, 12 kapal perusak, satu kapal ranjau, dan 58 kapal angkut pasukan darat.

Lewat tengah malam, USS Houston dan HMAS Perth tenggelam di Selat Sunda setelah dikepung dan dihujani tembakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Sekutu juga kehilangan 696 orang yang berada di USS Houston dan 375 orang di HMAS Perth, termasuk kedua kapten kapal tersebut.

Sedangkan sisa pasukan Sekutu yang selamat diangkut oleh Jepang dan ditawan.

Baca juga: Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Dalam pertempuran ini, empat kapal angkut Jepang dan sebuah kapal penyapu ranjau tenggelam, termasuk kapal yang ditumpangi oleh Jenderal Imamura.

Jenderal Imamura berhasil selamat dengan melompat ke laut dan diangkut oleh kapal kecil yang membawanya ke darat.

Sementara itu, HNLMS Eversten yang hendak menyusul USS Houston dan HMAS Perth, juga terkepung oleh kapal Jepang di Selat Sunda.

HNLMS Eversten meledak akibat tembakan torpedo Jepang, tetapi kru kapal berhasil selamat karena lebih dulu melarikan diri ke darat.

Berujung pada Perjanjian Kalijati

Seminggu setelah Pertempuran Selat Sunda, Jepang dan Belanda sudah menyepakati Perjanjian Kalijati di Subang, Jawa Barat, yang menandai penyerahan kekuasaan tanpa syarat atas Hindia Belanda dari Belanda kepada Jepang.

Perjanjian ini diwakili oleh Letjen Hein Ter Poorten dari pihak Belanda dan Jenderal Hitoshi Imamura dari pihak Jepang.

Mulai 8 Maret 1942, atau sejak berlakunya Perjanjian Kalijati, Jepang resmi menduduki Hindia Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com