Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jamaah Tabligh

Kompas.com - 09/04/2024, 12:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jamaah Tabligh adalah sebuah gerakan Islam transnasional yang berfokus pada kebangkitan iman.

Sosok yang mendirikan Jamaah Tabligh adalah Maulana Ilyas Kandhelwi, seorang ulama dari Mewat, India.

Jamaah Tabligh lahir pada tahun 1920-an dari keinginan untuk membangkitkan keimanan umat Islam dan kembali pada sunah nabi.

Kini, Jamaah Tabligh dipandang sebagai kelompok dakwah Islam terbesar di dunia, dengan pengikut dari berbagai kalangan, mulai dari kelas bawah hingga elite politik.

Kendati demikian, kelompok dakwah ini tidak lepas dari beragam kontroversi, bahkan ada yang menyebutnya sesat.

Berikut sejarah Jamaah Tabligh.

Baca juga: 6 Organisasi Islam yang Lahir Sebelum Masa Kemerdekaan Indonesia

Lahir dari keprihatinan terhadap kondisi umat Islam

Pendiri Jamaah Tabligh, Maulana Ilyas Kandhelwi, adalah ulama India dan guru madrasah, yang mulai belajar Islam dari kakeknya, seorang guru dari Mazhab Hanafi.

Maulana Ilyas kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah beraliran Mazhab Hanafi dan mempelajari hadis Tirmidzi serta Bukhari pada 1926.

Ide mendirikan Jamaah Tabligh tercetus ketika Maulana Ilyas masih mengajar sebagai guru di Madrasah Madhahirul Ulum.

Saat itu, ia melihat kondisi masyarakat Muslim India dan menyadari bahwa mereka telah mengalami kerusakan agama.

Tidak sedikit pula umat Islam yang mengikuti gerakan murtad akibat pengaruh dari misionaris Kristen yang didukung oleh Inggris.

Perkembangan Islam menjadi semakin sulit ketika dakwah Islam di hadapan publik mendapat tentangan dari umat Hindu.

Umat Islam di India, yang termasuk kelompok minoritas, juga sering mendapatkan perlakuan diskriminasi hingga kekerasan.

Baca juga: Apa Itu Amul Jamaah?

Jamaah Tabligh berarti golongan penyampai. Kelompok dakwah ini lahir pada sekitar tahun 1920-an.

Tujuan dari Jamaah Tabligh adalah mengajak umat Islam untuk menjadi muslim yang kaffah, atau mengamalkan syariat secara keseluruhan.

Melansir laman Tablighi Jamaat, Jamaah Tabligh resmi dikenalkan pada publik pada 28 April 1930, sepulang Maulana Ilyas dari Madinah.

Persebaran Jamaah Tabligh

Dalam waktu kurang lebih 20 tahun, Jamaah Tabligh mulai menyebar ke negara-negara di sekitar Asia Selatan.

Gerakan ini kemudian berkembang ke wilayah Asia Barat dan Asia Tenggara, bahkan mencapai Afrika.

Anggotanya terdapat di hampir semua negara Islam, seperti pengaruh Jamaah Tabligh yang masuk ke Indonesia.

Bahkan anggotanya pun ada yang berasal dari negara-negara minoritas muslim, seperti Eropa dan Amerika.

Baca juga: Substansi Dakwah Rasulullah di Mekkah

Mengutip NU Online, pengaruh Jamaah Tabligh dapat merebak dengan cepat karena metode dakwahnya.

Metode dakwah Jamaah Tabligh lebih ramah, sederhana, dengan sentuhan serta tekanan pengayaan spritualitas personal.

Format semacam ini dapat mengisi ruang kosong yang ditinggakan oleh kapitalisme dan modernisme.

Meski pusat gerakannya berada di India, tetapi negara Bangladesh dan Pakistan juga penting bagi gerakan Jamaah Tabligh.

Poros India-Pakistan-Bangladesh, telah menjadi semacam markas bagi para aktivis Jamaah Tabligh.

Di Indonesia, pusat Jamaah Tabligh berada di Jakarta, dengan anggota mulai dari pimpinan pondok pesantren, pengusaha, artis, pedagang kaki lima, pegawai negeri, politisi, dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Sangat Menentang Dakwah Nabi Muhammad?

Ideologi Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh memiliki pilar ajaran atau ideologi yang selaras dengan tujuannya untuk membangkitkan spiritualitas Islam, antara lain:

  • Merealisasikan syahadat
  • Sholat dengan khusyu
  • Berilmu
  • Memperbaiki niat dalam beribadah
  • Memuliakan sesama muslim dan bersikap lemah lembut
  • Khuruj (keluar untuk berdakwah) di jalan Allah

Baca juga: Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah

Khuruj Jamaah Tabligh

Ciri-ciri Jamaah Tabligh yang paling kentara adalah khuruj. Secara bahasa, khuruj artinya keluar, dalam artian keluar menyediakan waktu untuk berdakwah.

Secara terminologi, khuruj berarti meluangkan waktu, tenaga, dan harta untuk berdakwah sekaligus memupuk keimanan.

Jamaah Tabligh sangat lekat dengan khuruj, bahkan menganggap jika tidak khuruj maka bukan bagian dari kelompok dakwah ini.

Khuruj pada Jamaah Tabligh diibaratkan seperti amalan jihad, yakni melakukan perbuatan maksimal dalam menegakkan agama Allah.

Konsep khuruj dalam aplikasinya terdiri dari tiga tahap, yakni tiga hari dalam sebulan, 40 hari dalam setahun, dan empat bulan sekali dalam hidup.

Ketika khuruj, Jamaah Tabligh akan berpindah-pindah masjid dan mengajak orang-orang di jalan untuk ikut bersama menghadiri pertemuan di masjid.

Ciri khas ini membuat Jamaah Tabligh kerap disebut sebagai kelompok jaulah (dakwah keliling).

Selain khuruj, para Jamaah Tabligh juga mengadakan pertemuan untuk melakukan musyawarah agenda bersama para anggota.

Baca juga: Sejarah Gerakan Islam Transnasional

Tudingan kesesatan Jamaah Tabligh

Pada perkembangannya, Jamaah Tabligh tidak lepas dari kontroversi. Sebagian kalangan menuduh kelompok ini bagian dari jaringan Islam garis keras, radikal, bahkan sesat.

Tudingan-tudingan tersebut sangat beralasan. Menukil NU Online, Jamaah Tabligh relatif kurang terbuka kepada publik dan tidak pernah menarik garis tegas dengan dunia politik maupun gerakan-gerakan Islam radikal.

Oleh karena itu, meski Jamaah Tabligh adalah komunitas dakwah yang bersifat apolitis, politisasi selalu terjadi.

Karena minim wawasan kebangsaan, posisi Jamaah Tabligh juga tidak jelas dalam konteks relasi agama dan negara.

Jamaah Tabligh punya konsep transnasionalisme Islam, tetapi bukan dalam konteks politik, melainkan dakwah.

Jamaah Tabligh tidak punya konsep tentang nasionalisme dan cinta tanah air, karena bagi mereka seluruh bumi Allah adalah medan dakwah.

Baca juga: Alhambra, Bukti Peninggalan Peradaban Islam di Spanyol

Pembinaan pascatabligh yang lemah, menjadikan massanya mudah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok Islam lainnya.

Contohnya seperti yang terjadi di Pakistan. Jamaah Tabligh dimanfaatkan oleh beragam kekuatan, mulai dari presiden hingga perdana menteri.

Jamaah Tabligh juga pernah terlibat usaha kudeta militer di Pakistan pada 1995.

Di samping itu, beberapa anggotanya diketahui terlibat dalam organisasi Harakat ul-Mujahideen, sebuah kelompok Islam garis keras di Pakistan.

Ada pula keyakinan bahwa sebagian besar pendukung Taliban di Afganistan, adalah konstituen Jamaah Tabligh.

Ditambah lagi, Jamaah Tabligh terlibat dalam intrik politik internal yang rumit, bahkan telah terjadi pecah kubu.

Itulah beberapa alasan yang membuat Jamaah Tabligh dituding radikal, bahkan sesat, oleh beberapa kalangan.

 

Referensi:

  • Sarwan, dkk. (2021). Sejarah Pemikiran dan Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh. Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 8(2).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com