Pada Kebudayaan Dongson, terlihat beberapa aspek kehidupan yang telah maju, seperti adanya sistem kepercayaan, aktivitas ekonomi, serta hierarki sosial masyarakat saat itu.
Bangsa Deutro Melayu misalnya, dikenal mampu dalam hal bercocok tanam, beternak, sekaligus pelaut yang handal.
Masyarakatnya juga sudah mengenal ilmu pengetahuan, salah satunya adalah sistem astronomi yang menjadikan mereka handal dalam berlayar dan terampil membuat perahu.
Dalam hal kepercayaan, animisme dan dinamisme merupakan sistem kepercayaan yang mereka anut.
Baca juga: Bangsa Indonesia yang Termasuk Keturunan Deutro Melayu
Persebaran Deutro Melayu dari Vietnam melalui Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, hingga ke Indonesia disertai Kebudayaan Dongson.
Salah satu bentuk peninggalan dari kebudayaan bangsa Deutro Melayu yang banyak ditemukan di Indonesia adalah nekara atau gendang perunggu, yang mirip dengan gendang gangsa dari Vietnam.
Penemuan nekara menjadi bukti bahwa kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson.
Nekara perunggu yang ditemukan di Indonesia ada dua tipe, yakni tipe Pejeng dan Heger.
Nekara yang paling banyak ditemukan di Indonesia merupakan jenis Heger I dan Heger IV.
Penemuan dua tipe nekara tersebut tersebar di banyak wilayah Indonesia, mulai dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores Timur, Alor, Sumatera, Sangeang, Sumbawa, Pulau Rote, Kalimantan, Selayar, Kepulauan Maluku, hingga Papua.
Fungsi dari nekara yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai alat musik, isyarat perang, pemanggil hujan, perlengkapan upacara adat, simbol status sosial, dan sebagai seni.
Referensi: