Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebudayaan yang Dibawa oleh Bangsa Deutro Melayu

Deutro Melayu berasal dari Yunan (China Selatan), yang masuk ke Indonesia pada sekitar 500 SM melalui jalur barat.

Bangsa Deutro Melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto Melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari logam.

Penyebaran bangsa Deutro Melayu ke Indonesia disertai pula dengan kebudayaan mereka.

Kebudayaan yang dibawa oleh Deutro Melayu adalah kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan sebutan Kebudayaan Dongson.

Kebudayaan Dongson

Bangsa Deutro Melayu datang ke Nusantara dengan membawa Kebudayaan Dongson.

Hasil kebudayaaan yang dibawa Deutro Melayu ke Nusantara disebut juga Kebudayaan Dongson karena berasal dari wilayah Dong Son di Lembah Song Hong, Vietnam.

Istilah Kebudayaan Dongson dipopulerkan oleh ahli etnografi Austria, Franz Heger, ketika membuat klasifikasi gendang gangsa (nekara perunggu) di Vietnam pada 1902.

Gendang gangsa yang ditemukan oleh Heger berjumlah banyak, dengan beragam bentuk dan ukuran.

Heger kemudiaan mengklasifikasikan gendang gangsa yang ditemukan menjadi tipe Heger I, Heger II, Heger III, dan Heger IV.

Gendang gangsa atau nekara perunggu tipe Heger I menjadi yang paling banyak ditemukan di wilayah Dong Son, Vietnam Utara.

Istilah Kebudayaan Dongson menjadi populer di wilayah Asia Tenggara karena banyak ditemukan nekara serupa, termasuk di Indonesia.

Kebudayaan Dongson dikaitkan dengan penemuan nekara di kawasan Dongson dan tersebar di wilayah Viet Khe, Lang Ca, dan Lang Vac.

Diperkirakan, Kebudayaan Dongson muncul bersamaan dengan kerajaan pertama di Vietnam, yaitu Kerajaan Van Lang dan Au Lac.

Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia

Kebudayaan Dongson memperlihatkan pencapaian dan kemajuan masyarakat pendukungnya.

Pada Kebudayaan Dongson, terlihat beberapa aspek kehidupan yang telah maju, seperti adanya sistem kepercayaan, aktivitas ekonomi, serta hierarki sosial masyarakat saat itu.

Bangsa Deutro Melayu misalnya, dikenal mampu dalam hal bercocok tanam, beternak, sekaligus pelaut yang handal.

Masyarakatnya juga sudah mengenal ilmu pengetahuan, salah satunya adalah sistem astronomi yang menjadikan mereka handal dalam berlayar dan terampil membuat perahu.

Dalam hal kepercayaan, animisme dan dinamisme merupakan sistem kepercayaan yang mereka anut.

Persebaran Deutro Melayu dari Vietnam melalui Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, hingga ke Indonesia disertai Kebudayaan Dongson.

Salah satu bentuk peninggalan dari kebudayaan bangsa Deutro Melayu yang banyak ditemukan di Indonesia adalah nekara atau gendang perunggu, yang mirip dengan gendang gangsa dari Vietnam.

Penemuan nekara menjadi bukti bahwa kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson.

Nekara perunggu yang ditemukan di Indonesia ada dua tipe, yakni tipe Pejeng dan Heger.

Nekara yang paling banyak ditemukan di Indonesia merupakan jenis Heger I dan Heger IV.

Penemuan dua tipe nekara tersebut tersebar di banyak wilayah Indonesia, mulai dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores Timur, Alor, Sumatera, Sangeang, Sumbawa, Pulau Rote, Kalimantan, Selayar, Kepulauan Maluku, hingga Papua.

Fungsi dari nekara yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai alat musik, isyarat perang, pemanggil hujan, perlengkapan upacara adat, simbol status sosial, dan sebagai seni.

 

Referensi:

  • Adnan Jusoh. (2022). Polemik Kebudayaan Dongson di Asia Tenggara. Sejarah: Journal of History Department University of Malaya, 31(2).
  • Adnan Jusoh. (2022). Gendang Gangsa di Asia Tenggara dan China Berdasarkan Klasifikasi Franz Heger. Jurnal Arkeologi Malaysia, 33(2).

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/04/130000379/kebudayaan-yang-dibawa-oleh-bangsa-deutro-melayu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke