Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silsilah Kerajaan Mataram Kuno

Kompas.com - 29/01/2024, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Peristiwa itu dapat dipahami karena di Kerajaan Mataram Kuno memang kerap terjadi perebutan kekuasaan.

Baca juga: 30 Candi Bercorak Hindu Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Pada tahun 919, Mpu Daksa telah digantikan oleh Dyah Tulodhong, yang tidak diketahui awal dan akhir pemerintahannya.

Satu yang pasti, pada tahun 928, muncul nama raja baru, Rakai Sumba Dyah Wawa.

Pada tahun 929, pemerintahan Dyah Wawa di Jawa Tengah berakhir tiba-tiba.

Ibu kota Mataram Kuno kemudian dipindahkan oleh Mpu Sindok atau atau Sri Isanatungga ke Jawa Timur.

Dengan kata lain, Mpu Sindok tidak hanya memindahkan ibu kota Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur pada tahun 929, tetapi juga mendirikan wangsa baru, yakni Wangsa Isyana.

Meski para ahli sepakat bahwa Mpu Sindok merupakan pendiri Wangsa Isyana, tetapi asal-usulnya masih diperdebatkan.

Ada yang meyakini bahwa Mpu Sindok adalah kerabat dekat raja Mataram Kuno karena pernah menjabat sebagai rakryan mapatih i halu dan rakryan mapatih i hino, ada pula yang berpendapat ia merupakan menantu Dyah Wawa.

Baca juga: Mpu Sindok, Raja yang Memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur

Terlepas dari perdebatan itu, Mpu Sindok diketahui memerintah hingga tahun 948.

Sepeninggal Mpu Sindok, Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang diperintah oleh putrinya, Sri Isanatunggawijaya, yang menikah dengan Sri Lokapala.

Mereka mempunyai anak bernama Sri Makutawangsawarddhana, yang juga menjadi Mataram Kuno.

Namun, tidak diketahui kondisi kehidupan Kerajaan Mataram Kuno di era Sri Isanatunggawijaya dan Sri Lokapala, serta Sri Makutawangsawarddhana, karena ketiadaan sumber sejarah.

Takhta Sri Makutawangsawarddhana jatuh ke tangan putranya, Dharmawangsa Teguh.

Menurut kitab Wirataparwa, Dharmawangsa Teguh memerintah hingga wafat pada tahun 1017 akibat serangan musuh, yang meruntuhkan Kerajaan Mataram Kuno.

Artinya, Dharmawangsa Teguh adalah raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com