KOMPAS.com - Dalam sejarah pemilu di dunia, orang Yunani kuno dikenal sebagai masyarakat yang pertama kali memilih pemimpin melalui pemungutan suara secara langsung, yang menjadi cikal bakal pemilu di masa sekarang.
Untuk pertama kali, pemilu dilaksanakan pada tahun 508 SM oleh masyarakat Yunani kuno di Athena.
Berikut ini sejarah pemilu di zaman Yunani kuno, yang menerapkan beragam sistem pemungutan suara.
Baca juga: 11 Tokoh Filsafat Yunani Kuno
Di Athena, partisipasi dalam proses demokrasi terbatas pada warga negara laki-laki yang merdeka.
Sedangkan perempuan dan para budak tidak memiliki hak suara.
Masyarakat Yunani kuno melaksanakan pemilu untuk memilih 500 orang anggota badan perwakilan rakyat Athena, yang disebut Dewan 500.
Sistem pemungutan suara untuk memilih anggota dewan dilakukan dengan cara pengundian acak.
Di Athena terdapat 10 suku, yang masing-masing harus menyediakan 50 orang untuk bertugas selama satu tahun di Dewan 500.
Setiap warga negara yang memenuhi syarat akan diberikan token untuk dimasukkan ke dalam mesin khusus yang disebut kleroterion, kemudian dipilih secara acak.
Anggota Dewan 500 yang terpilih, nantinya akan menetapkan agenda harian Majelis Rakyat (Ekklesia).
Baca juga: Peninggalan Peradaban Yunani Kuno
Majelis Rakyat merupakan sebuah badan demokrasi, di mana semua hukum dan kasus pengadilan diputuskan.
Majelis juga memiliki wewenang memilih beberapa pejabat, salah satunya jenderal militer.
Di dalam Majelis, setiap warga negara laki-laki mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat.
Dari 30.000 hingga 60.000 warga Athena, sekitar 6.000 orang secara rutin menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan Majelis di gelanggang terbuka (amfiteater) di puncak bukit yang disebut Pnyx.
Orang-orang Yunani tidak menyelenggarakan pemungutan suara seperti masyarakat dunia saat ini, yang umumnya memilih melalui surat suara.