Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Waisya: Tokoh, Bukti Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahan

Kompas.com - 16/01/2024, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Para ahli sejarah memiliki perbedaan pendapat terkait proses masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia.

Perbedaan tersebut pada akhirnya melahirkan sejumlah teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia, salah satunya Teori Waisya.

Bagaimana masuknya Hindu-Buddha di Indonesia menurut Teori Waisya?

Baca juga: Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Tokoh Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh NJ Krom. Menurut teori ini, agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari India (kasta Waisya).

Dalam berdagang, para pedagang dari India bukan hanya membawa barang-barang dagangan, tetapi juga adat atau kebiasaan dari negaranya, termasuk ajaran agama.

Selain disebarkan melalui hubungan dagang, agama Hindu-Buddha dapat disebarkan melalui pernikahan, atau interaksi dengan penduduk setempat saat mereka bermukim untuk sementara waktu di Nusantara.

Pasalnya, para pedagang yang sampai di Indonesia biasanya harus menunggu datangnya angin monsun selama enam bulan.

Selama masa penantian itulah, dapat terjadi perkawinan, pembentukan perkampungan, yang membantu menyebarkan agama Hindu-Buddha.

Salah satu bukti sejarah Teori Waisya adalah keberadaan Kampung Keling atau perkampungan para pedagang India di beberapa wilayah Indonesia.

Baca juga: Kelebihan dan Kelemahan Teori Waisya

Kelebihan Teori Waisya

Perdagangan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat

Salah satu kelebihan Teori Waisya adalah perdagangan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, sehingga sangat mungkin agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui cara ini.

Dalam melakukan transaksi jual beli, para pedagang asal India, yang juga membawa budayanya, melakukan interaksi dengan masyarakat lokal.

Interaksi yang berjalan dengan baik ini kemudian membuat lancar urusan bisnisnya.

Dari situlah, masyarakat mulai banyak yang tahu tentang ajaran agama Hindu dan kebudayaan-kebudayaannya.

Secara perlahan, banyak masyarakat yang paham dan mulai mempelajari Hindu hingga kemudian menjadi pemeluk agama Hindu.

Baca juga: Pembagian Kasta dalam Masyarakat Hindu

Sumber daya alam Indonesia diminati pedagang

Sumber daya alam Indonesia yang berlimpah membuat para pedagang atau golongan Waisya tertarik untuk melakukan perdagangan.

Para pedagang, yang mayoritas berasal dari India, mulai mendatangi Indonesia untuk melakukan perdagangan.

Seiring berjalannya waktu, para pedagang tersebut kemudian mulai menetap di beberapa wilayah Indonesia dan mulai menyebarkan agama dan kebudayaannya.

Adanya Kampung Keling

Seperti disinggung sebelumnya, salah satu bukti dari Teori Waisya adalah keberadaan Kampung Keling.

Para pedagang India yang menetap di Indonesia kemudian mendirikan kampung, yang dinamakan Kampung Keling.

Kampung Keling terletak di beberapa wilayah di Indonesia, ada yang di Jepara, Medan, Malaka, dan Aceh.

Dengan adanya kampung ini, bukti penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dilakukan oleh pedagang India semakin kuat.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Teori Brahmana

Adanya perkawinan dengan warga lokal

Para pedagang India yang menetap maupun tidak, banyak yang menikahi warga lokal di Indonesia.

Dari pernikahan itulah ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha mulai tersebar ke dalam keluarga, hingga mereka dikaruniai keturunan.

Keturunannya itulah yang kemudian meneruskan ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

Kelemahan Teori Waisya

Kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa

Ajaran agama Hindu-Buddha ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa, sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk membacanya.

Orang yang mampu menulis aksara Pallawa dan membaca bahasa Sansekerta setidaknya berada pada Kasta Brahmana.

Maka dari itu, pedagang India atau kasta Waisya umumnya akan kesulitan untuk mempelajari ajaran agama Hindu-Buddha.

Hal ini berlawanan dengan Teori Waisya, yang berpendapat bahwa para pedagang (Waisya) mampu menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa, kemudian menyebarkan ajaran agamanya.

Baca juga: Sejarah Singkat Bahasa Sanskerta

Motif golongan Waisya hanya berdagang, bukan menyebarkan agama

Para pedagang yang datang ke Indonesia tujuannya hanya untuk berdagang, sehingga sedikit kemungkinan untuk menyebarkan ajaran agama Hindu-Buddha.

Mereka hanya fokus untuk berdagang guna mendapatkan penghasilan supaya bisa bertahan hidup.

Keberadaan kerajaan Hindu-Buddha

Sejak dulu, hubungan dagang memang mengawali hubungan antara India dan Indonesia.

Namun, sebagian besar kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia terletak di pedalaman, bukan di daerah pesisir yang dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan.

Kedudukan Kampung Keling

Meskipun ada perkampungan pedagang India, kedudukan mereka tidak berbeda dari rakyat biasa.

Hal itu berlawanan dengan pendapat bahwa para pedagang India menetap dan menyebarkan kebudayaannya melalui hubungan dengan penguasa di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com