Para pedagang, yang mayoritas berasal dari India, mulai mendatangi Indonesia untuk melakukan perdagangan.
Seiring berjalannya waktu, para pedagang tersebut kemudian mulai menetap di beberapa wilayah Indonesia dan mulai menyebarkan agama dan kebudayaannya.
Seperti disinggung sebelumnya, salah satu bukti dari Teori Waisya adalah keberadaan Kampung Keling.
Para pedagang India yang menetap di Indonesia kemudian mendirikan kampung, yang dinamakan Kampung Keling.
Kampung Keling terletak di beberapa wilayah di Indonesia, ada yang di Jepara, Medan, Malaka, dan Aceh.
Dengan adanya kampung ini, bukti penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dilakukan oleh pedagang India semakin kuat.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Teori Brahmana
Para pedagang India yang menetap maupun tidak, banyak yang menikahi warga lokal di Indonesia.
Dari pernikahan itulah ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha mulai tersebar ke dalam keluarga, hingga mereka dikaruniai keturunan.
Keturunannya itulah yang kemudian meneruskan ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
Ajaran agama Hindu-Buddha ditulis dalam bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa, sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk membacanya.
Orang yang mampu menulis aksara Pallawa dan membaca bahasa Sansekerta setidaknya berada pada Kasta Brahmana.
Maka dari itu, pedagang India atau kasta Waisya umumnya akan kesulitan untuk mempelajari ajaran agama Hindu-Buddha.
Hal ini berlawanan dengan Teori Waisya, yang berpendapat bahwa para pedagang (Waisya) mampu menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa, kemudian menyebarkan ajaran agamanya.
Baca juga: Sejarah Singkat Bahasa Sanskerta
Para pedagang yang datang ke Indonesia tujuannya hanya untuk berdagang, sehingga sedikit kemungkinan untuk menyebarkan ajaran agama Hindu-Buddha.
Mereka hanya fokus untuk berdagang guna mendapatkan penghasilan supaya bisa bertahan hidup.
Sejak dulu, hubungan dagang memang mengawali hubungan antara India dan Indonesia.
Namun, sebagian besar kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia terletak di pedalaman, bukan di daerah pesisir yang dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan.
Meskipun ada perkampungan pedagang India, kedudukan mereka tidak berbeda dari rakyat biasa.
Hal itu berlawanan dengan pendapat bahwa para pedagang India menetap dan menyebarkan kebudayaannya melalui hubungan dengan penguasa di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.