Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Dua Ideologi Kontras di Turkiye, Indonesia Kompromis

Kompas.com - 02/12/2023, 15:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam langkah demokratisasi dan modernisasi Turkiye dan Indonesia tampaknya searah. Setelah merdeka dari Belanda dan Jepang, bangsa kita mengambil bentuk republik modern, tidak lagi bercita-cita kembali ke sistem kerajaan dan dinasti lama.

Turkiye meninggalkan sistem kekhalifahan atau kesultanan Turki Utsmani, Indonesia juga meninggalkan sistem kuno kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam.

Kedua bangsa memilih bentuk demokrasi dengan sistem dan hukum modern. Keduanya tidak kembali menjadi negara agama atau Islam.

Keduanya menggunakan prosedur Pemilu untuk menentukan pemimpin eksekutif dan legislatif. Hukum juga diberlakukan secara positif, bukan adat, tradisional, dan bukan hukum agama.

Sriwijaya, Mahapahit, Pasai, Ternate, Demak, Mataram tidak dihadirkan lagi di Nusantara modern.

Kenyataannya, ketika negeri ini merdeka, tidak ada data-data arkeologi, manuskrip, dan catatan-catatan yang lengkap untuk panduan pendirian dan pelaksanaan negara kerajaan tradisional.

Studi cendikiawan Belanda dan Indonesia pada abad dua puluh saat merdeka terlalu sedikit untuk mengungkap sistem dan kehidupan pada masa kerajaan sebelum kolonialisme Belanda. Modal masa lalu negeri kepulauan ini tidak mencolok dan terlalu jelas.

Sedangkan di Turkiye berbeda. Turki Utsmani meninggalkan banyak catatan baik administrasi, birokrasi, kemajuan pengetahuan, perang, dan arsitektur kokoh berdiri di mana-mana.

Ingatan orang-orang Republik Turkiye sangat segar tentang kemunduran dan kejatuhan Turki Utsmani yang tidak mampu menjawab zaman.

Indonesia mengingat masa lalu dengan susah payah, tertumpuk kolonialisasi Belanda dan Jepang.

Warisan-warisan dari kerajaan-kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di Indonesia sudah hilang lama. Warisan Turki Utsmani terus hidup dalam masyarakat Turkiye modern. Itulah beda dua negara modern ini.

Perbedaan dua ideologi di Turikiye adalah polarisasi jelas, karena menyikapi masa lalu untuk idealisme masa kini.

Lain halnya di Indonesia, yang menunjukkan sikap lunak di antara perbedaan, saling merapat, dan berganti koalisi.

Di Turkiye posisi antardua kutub yang beda itu tegas. Satu sisi kaum nasionalis, sekularis, dan berorientasi ke Barat ingin kembali ke ruh Mustafa Kemal Ataturk: sekularisasi, modernitas, reformasi, dan inovasi. Di situlah dikembalikannya Turkiye modern.

Seperti Indonesia kembali pada ruh perjuangan 1945, di mana Sukarno, Hatta dan kawan-kawan mendeklarasikan proklamasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com