Punokawan dalam cerita Mahabarata versi Nusantara adalah penyeimbang alam. Dalam hidup yang sesungguhnya orang-orang negeri kepulauan itu membutuhkan model Punokawan, tidak melulu para satria, pemimpin formal.
Para Punokawan justru sering menunjukkan sifat bijak, momong, memahami, meladeni, dan menuntun para satria.
Bahkan yang terpenting adalah menghibur semua penonton karena tingkah lucu Bagong yang sering tidak paham, Petruk yang ambisius, Gareng yang pincang, dan Semar yang kegemukan.
Kisah Nusantara yang sesungguhnya tidak lepas dari kisah Mahabarata. Para satria memang menjadi raja, hulubalang, panglima, patih, adipati, dan jabatan-jabatan formal lainnya.
Namun, kebijakan para Punokawan menjadi penyeimbang alam kepulauan ini. Selalu saja ada Punokawan yang menghibur, memberi wawasan berbeda, dan menerangkan yang gelap.
Harapan kita adalah punokawan yang hadir dan menghibur kita semua. Paling tidak, kita bisa tertawa menertawai diri sendiri dan terhibur.
Semar, Gareng, Petruk, Bagong tampillah, hiburlah kita. Beri kita air panas untuk kopi, teh, wedang jahe, wedang uwuh, bir plethok, untuk melek nonton banyak pertandingan. Kehadiran Punokawan diharap-harapkan dengan cemas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.