Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Oranje Nassau, Penjaga Eksploitasi Batubara Belanda

Kompas.com - 26/09/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

Eksploitasi dari Pengaron menghasilkan sekitar 10.000 ton batubara per tahun.

Batubara inilah yang membuat kapal-kapal megah Belanda dan senjata mutakhir mereka saat itu, dapat beroperasi.

Tambang Oranje Nassau di Pengaron pun menjadi tonggak penting awal eksploitasi batu bara di Nusantara.

Baca juga: Benteng Tabanio, Saksi Perang Banjar

Saksi Perang Banjar

Berdasarkan lukisan pada masa kolonial, di lokasi Benteng Oranje Nassau ada sebuah kompleks bangunan seperti rumah-rumah yang dikelilingi pagar tinggi.

Benteng Oranje Nassau dibangun dari beton dan batu yang kokoh.

Di dalamnya terdapat lorong bawah tanah yang dipercaya dulunya tembus melintasi tiga desa, yakni Desa Benteng, Desa Maniapun, dan Desa Pengaron.

Sebagai pelindung eksploitasi yang dilakukan Belanda atas kandungan batubara Pengaron, Benteng Oranje Nassau tidak luput dari sasaran amuk masyarakat pada masa Perang Banjar.

Kedudukan Belanda di Pengaron serta pengangkatan Sultan Tamjidullah memicu ketidakpuasan rakyat, yang akhirnya bergabung dengan kelompok Pangeran Antasari.

Sumber sejarah menyebut bahwa pengepungan atas Benteng Oranje Nassau merupakan tonggak awal Perang Banjar.

Pada saat meletus Perang Banjar pada April 1859, benteng ini dijaga oleh kesatuan militer Belanda di bawah komandan Letnan Beeckman.

Baca juga: Benteng Nassau, Saksi Bisu Pembantaian Banda

Di dalam benteng juga ada seorang dokter, lima serdadu Eropa, dan 45 serdadu pribumi.

Semasa perang, Pangeran Antasari merebut kembali tanah kesultanan dan sempat menutup benteng.

Namun, Pangeran Antasari tidak dapat membendung kekuatan Belanda, hingga akhirnya tewas bersama pengikutnya.

Belanda menguasai pertambangan Pengaron hingga akhir kekuasaannya di Indonesia pada 1942.

Kini, kondisi Benteng Oranje Nassau telah runtuh, tetapi setidaknya masih ada dua perusahaan yang aktif bekerja di tambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com