Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Konflik yang Terjadi Akibat Perbedaan Ideologi

Kompas.com - 18/09/2023, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Secara umum, setiap negara di dunia memiliki ideologi masing-masing yang cukup berbeda.

Ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.

Indonesia menganut Ideologi Pancasila, yaitu pandangan hidup atau nilai-nilai luhur budaya yang berdasarkan pada sila-sila Pancasila.

Namun, perlu diketahui, bahwa dalam sejarahnya, di Indonesia sempat terjadi sejumlah konflik yang disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi.

Berikut ini yang termasuk dalam konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi adalah:

  1. Pemberontakan DI/TII
  2. Pemberontakan PKI Madiun
  3. Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)

Baca juga: Apa Saja Operasi Militer Pemberontakan DI/TII?

Pemberontakan DI/TII

Gerakan Darul Islam adalah gerakan politik yang dipimpin oleh Kartosuwiryo dengan tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia.

Gerakan ini memiliki pasukannya sendiri yang bernama Tentara Islam Indonesia (TII) sehingga kerap disebut DI/TII.

Pemberontakan DI/TII pernah terjadi di beberapa wilayah, yaitu Jawa Barat (1949), Jawa Tengah (1950), Sulawesi Selatan (1950), Kalimantan Selatan (1950), dan Aceh (1953).

Pada dasarnya, pemberontakan DI/TII terjadi karena adanya perbedaan ideologi, di mana sejumlah rakyat Indonesia menginginkan negara yang berbasis pada ideologi Islam.

Selain itu, pemberontakan DI/TII juga terjadi karena kekecewaan rakyat Indonesia terhadap pemerintah, terutama setelah ditandatanganinya Perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda.

Sebab, perjanjian itu dipandang lebih banyak merugikan Indonesia.

Baca juga: Tujuan PKI Mengeluarkan Isu Dewan Jenderal

Pemberontakan PKI Madiun

Pemberontakan PKI Madiun terjadi akibat rasa kecewa pada hasil Perjanjian Renville yang disepakati pada masa Kabinet Amir Syarifuddin bersama dengan Belanda.

Setelah Kabinet Amir Syarifuddin berakhir pada 28 Januari 1948, Mohammad Hatta memutuskan membentuk kabinet baru.

Namun, Hatta memutuskan untuk membentuk kabinet baru tanpa golongan sayap kiri (komunis).

Keputusan inilah yang kemudian memicu terjadinya pergolakan yang dilakukan oleh golongan sayap kiri.

Singkat cerita, golongan sayap kiri pun membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR), yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.

Dalam perkembangannya, FDR berubah menjadi radikal dan programnya fokus untuk menentang program Kabinet Hatta.

Seiring berjalannya waktu, konflik pun semakin memanas. Kendati begitu, FDR sempat menyatakan kesediaan untuk berdamai dengan pemerintah Indonesia.

Amir juga menyatakan bahwa FDR adalah negara Republik Indonesia, bendera mereka tetap merah putih, dan lagu kebangsaan mereka masih Indonesia Raya.

Akan tetapi, hal ini tampak diabaikan oleh pemerintah Indonesia, bahkan pemerintah justru memanfaat kesempatan ini untuk menghilangkan sayap kiri di Indonesia.

Pemberontakan PKI Madiun berakhir setelah Amir Syarifuddin dan sejumlah petinggi FDR lainnya tertangkap pada 19 Desember 1948.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Permesta

Permesta adalah gerakan militer yang dideklarasikan oleh pemimpin militer Negara Indonesia Timur (NIT).

Terjadinya Permesta disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah berkembangnya sentimen di Sulawesi dan Sumatera Tengah yang merasa kebijakan pemerintah pusat di Jakarta telah menghambat perekonomian lokal.

Para perwira daerah merasa kecewa karena pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan Pulau Jawa dibandingkan pulau lainnya.

Faktor-faktor ini yang kemudian memunculkan aspirasi untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Permesta dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira militer yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia.

Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan beberapa operasi militer, yaitu Operasi Merdeka, Operasi Tegas, dan Operasi Sadar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com