Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Traktat Painan, Awal Kekuasaan VOC di Pesisir Minangkabau

Kompas.com - 04/09/2023, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Traktat Painan merupakan perjanjian yang disepakati oleh para penguasa di pesisir selatan Sumatera Barat dengan Belanda.

Perjanjian ini ditandatangani pada tahun 1663, sebagai imbas dari ketidakpuasan para penguasa setempat terhadap hegemoni Kerajaan Aceh atas produksi lada mereka.

Karena permasalahan tersebut, raja-raja kecil penghasil lada di Painan dan sekitarnya, memilih bekerja sama dengan VOC, yang ditandai dengan dikeluarkannya Traktat Painan.

Berikut ini latar belakang dan isi Traktat Painan.

Baca juga: Benteng Pulau Cingkuk, Pelindung Monopoli VOC di Pesisir Minangkabau

Latar belakang Traktat Painan

Catatan WJA De Leeuw, Het Painansgh Contract, pada abad ke-17, di pesisir Minangkabau bagian selatan terdapat raja-raja kecil penghasil lada yang bersaing, yakni Tarusan, Bayang, Batangkapas, Salida, Painan, Pelangai, Kambang, Bungopasang, Lakitan, Airhaji.

Mereka disebut sebagai Aliansi Sepuluh Bandar, yang berada di bawah otoritas Sultan Indrapura.

Perdagangan mereka terganggu ketika datang utusan dari Kerajaan Aceh.

Mereka tidak mungkin tidak tunduk terhadap Aceh, yang saat itu memiliki armada dan tentara yang kuat.

Sejak itu, pintu rempah ditutup bagi siapa saja, kecuali pintu yang telah disediakan Sultan Aceh lewat perwakilannya yang ada di tiap-tiap bandar.

Dengan kata lain, jalur lada harus berakhir di Bandar Aceh.

Baca juga: Tujuan dan Isi Traktat Sumatera 1871

Ketidakpuasan atas monopoli perdagangan Aceh mendorong Sultan Indrapura untuk mengirim surat kepada Gubernur Jenderal VOC yang bermarkas di Batavia (Jakarta).

JA van der Chijs dalam Daghregister gehouden int Casteel Batavia, menyebut surat yang dikirim pada 4 April 1663 itu berisi permintaan suaka atau perlindungan kepada VOC atas hegemoni Aceh yang dianggap terlalu menjerat leher.

VOC kemudian membawa Kende Maradja, Radja Konto, Dato Setti, Radja Indra Moeda, dan Radja Panjang, ke Batavia untuk menandatangani sebuah perjanjian.

Perjanjian itulah yang dikenal sebagai Traktat Painan atau Painan Contract.

Isi Traktat Painan

Pada 6 Juli 1663, raja-raja kecil dari Painan dan sekitarnya memberikan cap jempolnya sebagai tanda disepakatinya Traktat Painan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com