Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Pengarang Bumi Manusia

Kompas.com - 15/08/2023, 11:18 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

Dari Pulau Buru, Pram kembali ke Jawa, tetapi dia masih harus menjalani masa penahanan di Magelang hingga 21 Desember 1979. 

Setelah itu, Pram resmi dibebaskan karena terbukti tidak bersalah secara hukum dan tidak terlibat dalam G30S.

Meski begitu, Pramoedya Ananta Toer masih menjadi tahanan rumah di Jakarta hingga 1992 dan tahanan kota serta negara hingga 1999.

Dia dikenakan wajib lapor satu pekan sekali ke Kodim Jakarta Timur selama lebih kurang 2 tahun. 

Karya-karya di pengasingan

Pramoedya Ananta Toer sebenarnya dilarang menulis selama masa pengasingan di Pulau Buru. Meski begitu, semangatnya untuk terus menulis tidak pernah padam.

Bahkan, Pram berhasil menelurkan karya-karya terkenal selama ditahan di Pulau Buru. Salah satunya adalah Tetralogi Bumi Manusia.

Sebagian karya-karya Pramoedya Ananta Toer dilarang terbit oleh Kejaksaan Agung karena dianggap bermuatan komunisme.

Namun, di luar negeri, karya-karya Pram diterjemahkan dan beredar luas.

Berikut ini karya-karya Pramoedya Ananta Toer selama berada di pengasingan:

  • Bumi Manusia (1980); roman pertama Tetralogi Pulau Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981.
  • Anak Semua Bangsa (1981); bagian kedua Tetralogi Pulau Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981.
  • Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga (1981).
  • Tempo Doeloe: Antologi Sastra Pra-Indonesia (1982).
  • Jejak Langkah (1985); bagian ketiga Tetralogi Pulau Buru, dilarang Jaksa Agung, 1985.
  • Sang Pemula (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985.
  • Hikayat Siti Mariah, atas karya Hadji Moekti, (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987.
  • Rumah Kaca (1988); bagian keempat Tetralogi Pulau Buru, dilarang Jaksa Agung, 1988.
  • Memoar Oei Tjoe Tat, (ed.) Oei Tjoe Tat, (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
  • Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995.
  • Arus Balik (1995).
  • Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1997).

Penghargaan dan kontroversi

Pramoedya Ananta Toer dikenal sebagai sastrawan yang produktif dan berani. Oleh karenanya, ia mendapatkan cukup banyak penghargaan selama menjalani karier sebagai penulis.

Berikut ini daftar penghargaan yang pernah diterima Pramoedya Ananta Toer:

  • 1988 PEN/Barbara Goldsmith Freedom untuk Penghargaan Menulis.
  • 1989 The Fund untuk Penghargaan Kebebasan Berekspresi, New York, USA.
  • 1992 English P.E.N Centre Award, Great Britain.
  • 1992 Stichting Wertheim Award, Netherland.
  • 1995 Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, and Seni Komunikasi Kreatif.
  • 1999 Doctor Honoris Causa dari Universitas Michigan.
  • 1999 Chancellor's Distinguished Honor Award dari Universitas California, Berkeley.
  • 2000 Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres Republic of France.
  • 2000 11th Fukuoka Asian Culture Prize.
  • 2004 Norwegian Authors' Union award untuk kontribusinya dalam dunia sastra dan perjuangannya untuk kebebasan berekspresi.
  • 2004 Pablo Neruda Award, Chile
  • 2005 Global Intellectuals Poll dari Prospect.

Salah satu penghargaan yang diterima Pram, yakni Ramon Magsaysay Award pada 1995, sempat menuai kontroversi dari kalangan sastrawan Indonesia. 

Pemberian penghargaan kepada Pram ditentang oleh 26 tokoh sastra Indonesia yang menulis surat protes ke Yayasan Ramon Magsaysay. Mereka menuntut pencabutan penghargaan untuk Pram.

Alasannya, mereka menuding Pramoedya sebagai aktivis Lekra yang keras. Mochtar Lubis bahkan menyebut Pram adalah pemimpin penindasan terhadap sesama seniman yang tak sepaham dengannya.

Meskipun menuai kontroversi, tidak dapat dipungkiri bahwa Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia.

Ia banyak menyuarakan penderitaan rakyat dalam karya-karyanya. 

Pram masih aktif menulis hingga ia mengembuskan napas terakhir pada 30 April 2006.

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com