Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pemberontakan PETA di Blitar Mengalami Kegagalan?

Kompas.com - 13/08/2023, 18:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Para prajurit PETA yang dipimpin Supriyadi memulai perlawanan pada dini hari supaya bisa menyerang kala Jepang lengah.

Mereka melepaskan tembakan mortir, senapan mesin, dan granat di markas PETA Blitar, kemudian keluar dengan senjata lengkap.

Setelah itu, para prajurit PETA menembakkan mortir ke Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira militer Jepang serta menyerang Markas Kempetai.

Akan tetapi, tidak seperti yang diprediksi, tentara Jepang ternyata lebih siap menghalau serangan prajurit PETA Blitar.

Jepang diketahui segera menurunkan pasukan setelah mengetahui pergerakan yang dilakukan Supriyadi dan rekan-rekannya.

Terkecoh tipu muslihat Jepang

Dalam kondisi terdesak, sebagian tentara PETA menuruti perintah Jepang untuk kembali ke kesatuan masing-masing.

Lebih kurang ada setengah dari total pasukan pemberontak yang kembali ke kesatuan masing-masing.

Baca juga: Berakhirnya Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Namun, para pemberontak yang kembali ke kesatuan mereka justru ditangkap, ditahan, dan disiksa polisi Jepang.

Sementara itu, Supriyadi, Muradi, dan sisa pasukannya tetap melawan Jepang. Mereka membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare.

Jepang berupaya menahan perlawanan Supriyadi dengan memblokir serta mengepung pertahanannya.

Namun, pasukan Supriyadi tetap bertahan. Jepang pun sulit mematahkan tekad dan keuletan pasukan Supriyadi.

Oleh karena itu, Jepang menggunakan tipu muslihat. Komandan pasukan Jepang, Kolonel Katagiri berpura-pura menyerah kepada pasukan Muradi.

Kolonel Katagiri kemudian bertukar pikiran dengan anggota pasukan PETA dengan halus.

Sikap itu membalikkan hati para pemuda yang sebelumnya geram terhadap Jepang.

Kolonel Katagiri berhasil mengadakan persetujuan dengan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com