Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Palang Merah Indonesia (PMI)

Kompas.com - 02/08/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia atau disingkat PMI berdiri pada 17 September 1945.

Awalnya, Palang Merah di Indonesia dibawa dari Belanda pada era kolonial.

PMI adalah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan yang berkomitmen untuk memberi pelayanan terbaik kepada rakyat Indonesia tanpa pandang bulu.

Pelayanan PMI terdiri dari lima kategori, yaitu:

  • Penanganan bencana
  • Pelayanan sosial dan kesehatan
  • Karya pembinaan relawan dan generasi muda
  • Pelayanan transfusi darah
  • Diseminasi kepalangmerahan dan Hukum Perikemanusiaan Internasional

Lalu, bagaimana sejarah Palang Merah Indonesia?

Baca juga: Siapa Bapak Palang Merah Dunia?

Bermula dari berdirinya NIRK

Sejarah PMI dimulai pada era kolonial Belanda, tepatnya pada 21 Oktober 1873 ketika organisasi bernama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) didirikan.

Selama berdiri, NIRK berfungsi seperti layaknya sebuah organisasi kemanusiaan.

Namun, ada kalanya NIRK lebih mengutamakan kebutuhan orang-orang Belanda dibanding rakyat pribumi yang terjajah.

Kondisi ini yang kemudian mendorong para pejuang Indonesia ingin mendirikan organisasi palang merah sendiri.

Perjuangan PMI dimulai tahun 1932, yang dipelopori oleh dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan.

Kedua tokoh ini yang membuat rancangan awal PMI.

Namun, saat diajukan ke NIRK pada 1940, usulan tersebut ditolak.

Dua tahun setelahnya, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, usulan pendirian PMI kembali diajukan, tetapi kembali ditolak.

Masih di masa yang sama, NIRK dibubarkan dan berganti nama menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdeling Indie (NERKAI) pada 31 Desember 1945.

Baca juga: Bahder Djohan, Perintis Palang Merah Indonesia

Persiapan PMI

Pada 3 September 1945, setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno memerintahkan Menteri Kesehatan RI, dr. Buntaran Martoatmodjo, membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dua hari berselang, dr. Buntara membentuk Panitia Lima yang terdiri atas dr. R. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Djoehana Wiradikarta, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala.

Tujuan dibentuknya Panitia Lima adalah untuk mempersiapkan pendirian Palang Merah Indonesia (PMI).

Setelah diskusi yang cukup panjang, akhirnya PMI berhasil dibentuk pada 17 September 1945.

Tokoh yang menjadi ketua pertama PMI adalah Mohammad Hatta, dengan wakilnya dr. R. Boentaran Martoatmodjo.

Baca juga: Sejarah Palang Merah Indonesia

PMI terbentuk

Karena baru saja terbentuk, PMI masih belum memiliki modal dan aset yang besar untuk menjalankan tugasnya sebagai organisasi kemanusiaan dan kesehatan.

Oleh sebab itu, sejumlah tokoh ikut memperjuangkan pembiayaan PMI, seperti Dr. Kwa Tjoen Sioe yang membentuk panitia penderma untuk mengumpulkan dana setiap minggunya.

Selain dibantu oleh tokoh Tanah Air, beberapa negara luar juga ikut membantu menyalurkan obat-obatan untuk Indonesia, khususnya saat Agresi Militer Belanda I terjadi pada 21 Juli 1947.

Dua tahun kemudian, tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) diselenggarakan dan hasilnya adalah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda.

Setelah itu, PMI melakukan kerja sama dengan Palang Merah Hindia Belanda (NERKAI), untuk berkoordinasi terkait karya kepalangmerahan Indonesia.

Beberapa bulan setelahnya, tanggal 16 Januari 1950, untuk menyatukan gerakan Palang Merah di Indonesia, pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan seluruh asetnya kepada PMI.

Sewaktu penyerahan aset dilakukan, Indonesia diwakili oleh dr. Bahder Djohan, sedangkan NERKAI diwakilkan oleh dr. B. van Trich.

Baca juga: Biografi Jean Henry Dunant, Bapak Palang Merah Dunia

Pengukuhan PMI

Masih di hari yang sama, pemerintah RI melalui Presiden Soekarno, mengukuhkan PMI berdasarkan Keppres Nomor 25 tahun 1950, tentang pengakuan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

Kemudian, pengukuhan diperkuat pada 29 November 1963, melalui Keppres Nomor 246 tahun 1963, tentang Perhimpunan PMI.

Lebih lanjut, PMI juga diakui secara internasional oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada 15 Juni 1950.

Selanjutnya, pada 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai anggota ke-68 di Liga Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah.

Saat ini, kantor pusat PMI terletak di Gatot Subroto Kavlin 96, Jakarta, yang diresmikan Presiden Soeharto pada 1965.

Pada hari jadi ke-25, pada 17 September 1950, Pengurus Besar PMI menganugerahkan sebuah medali khusus kepada para perintis PMI, seperti Mohammad Hatta, dr. Bahder Djohan, dan pengurus PMI daerah atau cabang di seluruh Indonesia.

 

Referensi:

  • Munandar, Haris. (2008). Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) & Badan SAR Nasional (BASARNAS), Dua Garda Terdepan Menghadapi Bencana: Misi, Peranan, serta Arti Penting dan BASARNAS bagi Masyarakat Luas. Jakarta: Esensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com