Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawanan Aceh terhadap Portugis

Kompas.com - 27/07/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis kala itu dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin Riayat Syah (1537-1568), yang didukung oleh sekitar 3.000 tentara.

Meski perjuangan rakyat Aceh memerangi Portugis masih menemui kegagalan, Sultan Alauddin belum menyerah.

Sultan Alauddin memperbarui strategi perlawananya dengan meminta bantuan dari Kekaisaran Turki Usmani, yang saat itu dikenal sebagai imperium Islam terkuat di dunia.

Pada 1560-an, Sultan Alauddin fokus membangun hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Ottoman agar dibantu mengusir Portugis dari Malaka.

Melalui surat-suratnya, Sultan Alauddin mengajukan bantuan berupa alat-alat perang, pasukan, dan tenaga ahli seperti pelatih kuda dan para insinyur yang ahli membuat benteng serta kapal perang.

Baca juga: Apa Hubungan Aceh dengan Turki Usmani?

Sultan Salim II, yang baru saja menjadi sultan Ottoman, menyatakan kesiapannya memberi bantuan yang diperlukan serta berjanji armadanya akan dikirim ke Aceh untuk berperang mengalahkan bangsa Portugis dan merebut pulau-pulau yang dikuasainya.

Alasan sultan Turki membantu Aceh adalah komitmen untuk melindungi kaum Muslim dan hukum Islam dari pusaran bangsa Eropa (khususnya penguasa Kristen), dalam hal ini Portugis.

Sultan Salim II mengirim 15 kapal induk (kadirga) dan dua kapal perang (barca), ahli pembuat meriam, tujuh penembak meriam, senapan dan peralatan perang lainnya ke Aceh.

Dapat dikatakan bahwa bantuan Sultan Ottoman kepada Kerajaan Aceh tidak hanya sebatas pasukan dan pemberian persenjataan siap pakai.

Pengiriman tenaga ahli berarti mentransmisikan keilmuan dan keterampilan Kekaisaran Utsmani di Aceh, khususnya di bidang militer dan pertahanan.

Oleh para ahli dari Turki, orang-orang Aceh diajari untuk menempa meriam sendiri.

Baca juga: Apa Bantuan yang Diberikan Turki Usmani kepada Aceh?

Menurut catatan yang ditulis oleh Laksamana Portugis Fernao Mendes Pinto, armada Kesultanan Utsmaniyah yang pertama tiba di Aceh terdiri dari 300 pasukan yang terdiri dari orang Turki, Mesir, Swahili, Somalia dan India, serta sekitar 200 pelaut.

Armada yang dikirim oleh sultan Ottoman memang tidak semuanya sampai di Aceh, karena banyak di antaranya yang dialihkan untuk melawan pemberontakan di Yaman.

Pada 1566-1567, hanya dua kapal yang tiba di Aceh, sementara beberapa lainnya menyusul.

Terkait persenjataan, sejumlah sumber Eropa memberitakan bahwa pada 1620, sultan Aceh memiliki 2.000 meriam, di mana 800 di antaranya berukuran besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com