Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Ospek di Indonesia

Kompas.com - 17/07/2023, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau disingkat Ospek adalah salah satu momentum bersejarah bagi setiap siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi.

Kendati demikian, kini sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) juga menggelar Ospek seperti perguruan tinggi dengan sebutan MOS (Masa Orientasi Siswa) dan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Umumnya, ospek berisi rangkaian acara yang bertujuan untuk pengenalan dan pembentukan watak bagi setiap mahasiswa baru.

Kegiatan ospek ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi tanggung jawab universitas atau fakultas dan program studi untuk mensosialisasikan kehidupan di perguruan tinggi dan proses pembelajarannya.

Lantas, bagaimana sejarah ospek di Indonesia?

Baca juga: Gerakan Mahasiswa 1998

Dulunya dikenal dengan sebutan plonco

Dosen ilmu sejarah Universitas Airlangga yang bernama Purnawan Basundoro mengatakan bahwa kegiatan ospek ini sudah ada sejak zaman kolonial Jepang.

Namun, pada era itu, ospek lebih dikenal dengan sebutan perploncoan atau puronko.

Menurut Basudoro, sewaktu STOVIA (Sekolah Kedokteran di Jawa) masih ada di bawah kendali Belanda, tradisi perploncoan masih belum begitu terlihat.

Tradisi perploncoan ini baru terasa dan terlihat keras dengan unsur militer ketika STOVIA berganti nama menjadi Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) yang dikelola oleh militer Jepang.

Salah satu ciri khas dari tradisi perploncoan pada masa itu adalah dengan menggunduli mahasiswanya.

Hal ini sontak diprotes oleh sejumlah tokoh nasional, salah satunya Soedjatmoko.

Konon, Soedjatmoko terpaksa dikeluarkan dari Ika Daigaku karena menolak digunduli sebagai wujud rangkaian perploncoan.

Pascakemerdekaan Indonesia, tradisi ospek dengan cara keras itu masih terus diterapkan di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

Baca juga: Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI)

Sempat ditiadakan

Tradisi perploncoan ini sempat ditentang oleh salah satu partai politik di Indonesia, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI).

Akibatnya, tradisi plonco sempat ditiadakan usai PKI menolaknya.

Pada 1963, karena PKI menolak plonco, maka tradisi ospek saat itu diganti menjadi Masa Kebaktian Taruna (MKT).

Akan tetapi, setelah peristiwa G30S 1965, segala hal yang berkaitan dengan PKI termasuk MKT pun dihilangkan.

Lebih lanjut, pada 1968, muncul kegiatan ospek baru yang disebut Mapram atau Masa Pra Bakti Mahasiswa, sebagai tradisi penyambutan mahasiswa baru.

Nama ospek sendiri baru digunakan pada tahun 1990-an.

Pada masa itu, hukuman yang bersifat fisik masih diterapkan, seperti push up dan sit up.

Namun, lambat laun, kegiatan ospek yang dilakukan untuk menyambut mahasiswa baru mulai menghilangkan berbagai hukuman fisik.

Saat ini, istilah ospek telah berubah menjadi Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau disingkat PKKMB.

Baca juga: Peran Mahasiswa dalam Peristiwa Reformasi 1998

Tujuan ospek

Pada dasarnya, tujuan ospek adalah:

  • Mengenal dan memahami lingkungan kampus
  • Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus
  • Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan
  • Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di perguruan tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus

 

Referensi:

  • Gafur, Harun. (2015). Mahasiswa & Dinamika Dunia Kampus. Bandung: Rasi Terbit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com