Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Hitler Mati di Surabaya?

Kompas.com - 15/06/2023, 11:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Adolf Hitler merupakan tokoh sentral Nazi Jerman yang menyulut Perang Dunia II.

Hitler dikenal kejam dan cerdik, mampu mengguncang negara Poros Eropa pada Perang Dunia II.

Namun ketenarannya dalam perang dunia tersebut mulai memudar tatkala tentaranya perlahan dipukul mundur oleh Blok Sekutu hingga terdesak dan akhirnya kalah.

Di penghujung Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet berhasil mengepung Berlin. Di kondisi terdesak itu, pada 30 April 1945, Hitler bunuh diri bersama istrinya di dalam bunker.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II: Mengapa Terjadi dan Negara yang Terlibat

Namun fakta kematian Hitler dengan cara bunuh diri tersebut dicurigai oleh para pemburu Hitler khususnya dari Uni Soviet sebagai upaya pembohongan untuk menghindari hukuman.

Mereka meyakini bahwasannya Hitler masih hidup dan melarikan diri ke negara lain.

Beredarnya isu tersebut juga diiringi dengan munculnya narasi-narasi baru tentang nasib Hitler.

Indonesia dirumorkan menjadi lokasi pelarian Hitler dari kejaran musuh-musuhnya.

Baca juga: Kematian Adolf Hitler dan Teori Konspirasi yang Menyelubunginya

Hitler di Indonesia

Rumor lari dan matinya Hitler di Indonesia diabadikan dalam sebuah buku berjudul Hitler Mati di Indonesia yang terbit pada 2010, ditulis oleh Soeryo Goeritno, pengusaha lulusan Moskow, Rusia.

Dalam buku itu dijelaskan bahwa Hitler datang ke Indonesia kali pertama pada tahun 1954 yang kemudian tinggal di Dompu, Nusa Tenggara Barat, dengan nama samaran dr. Poch.

Hitler disebut pindah ke Bima lalu ke Sumbawa Besar, dan menjadi seorang dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar.

Selama tinggal di sana, ia dikenal ramah oleh warga-warga sekitarnya, yang lebih akrab memanggilnya dengan panggilan Dokter Jerman.

Lambat laun ia pun menikah dengan seorang perantau dari Sunda bernama Sulaesih yang beragama Islam. Ia pun kemudian memeluk Islam yang disaksikan oleh Kantor Agama setempat.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Adolf Hitler, Pria Austria Pemimpin Nazi Jerman

Kisah Hitler di Sumbawa pernah dituturkan oleh Aries Zulkarnain tahun 2010 lalu yang mengaku pernah menjadi pasien dr. Poch ketika ia masih seusia SMP di Sumbawa Besar.

Aries mengakui kedekatanya dengan sosok yang diduga Hitler itu,  ia menggambarkan bahwa dr. Poch sebagai sosok humoris.

Kisah lainnya diceritakan oleh dr. Sosrohusodo, seorang dokter lulusan Universitas Indonesia yang ditugaskan di Sumbawa Besar yang pernah menangani penyakit dr. Poch.

dr. Sosro disebutkan pernah memeriksa tangan kiri Hitler dan menanyakan sejak kapan tangannya suka bergetar (sejenis tremor). Istrinya pun menjawab tegas “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow".

Riwayat hidup dr. Poch di Indonesia hanya sampai tahun 1970 setelah ia dikabarkan wafat di RS Menjangan Surabaya pada 15 Januari 1970.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Adolf Hitler, Pria Austria Pemimpin Nazi

Alasan Mengapa dr. Poch dicurigai sebagai Hitler

Dalam buku tersebut dr. Sosro menjelaskan bahwasannya orang dengan nama dr. Poch tersebut memiliki kemiripan dengan Hitler baik dari wajah maupun dengan cedera yang dideritanya. Ia kemudian dikuburkan di pemakaman umum Ngagel.

Fakta lainnya ditemukan sebuah buku catatan kecil berukuran 9x16 cm dengan tebal 44 cm warna coklat dari dr. Poch yang berisi nama-nama koleganya selama masa Perang Dunia II.

Nama-nama tersebut kemudian dicocokkan dengan nama kolega Hitler di Jerman, hasilnya menunjukkan adanya kecocokan nama.

Sulaesih juga menuturkan bahwa sebelum Eva Braun (istri Hitler di Jerman) kembali ke Jerman, ia sering mendengar Eva memanggil dr. Poch dengan panggilan Dolf (Adolf).

Selain itu, Indonesia pada masa itu dinilai Hitler sebagai wilayah yang aman untuk pelarian mengingat hubungan diplomatiknya yang tidak begitu dekat dengan Israel utamanya yang memiliki dendam akibat peristiwa Holocaust.

Baca juga: Eva Braun, Pengantin di Akhir Hayat Adolf Hitler

Teori Populer tentang Kematian Hitler

Sejauh ini teori yang paling populer dan lebih banyak dipercaya oleh khalayak umum menyatakan Hitler mati dengan cara bunuh diri.

Dikisahkan menjelang akhir bulan April 1945, Kota Berlin telah dikepung oleh Tentara Merah Uni Soviet.

Nazi yang kian terdesak itu menyadari nasib kekalahannya atas Soviet tinggal menghitung hari saja, demikian juga dengan Hitler yang merencanakan upaya bunuh diri.

Pada suatu sore di tanggal 30 April 1945, Hitler berpamitan dengan pelayannya kemudian bersama istrinya, Eva Braun, ia menuju bunker tentara Nazi.

Tidak selang lama setelah ia memasuki bunker, suara letusan dan bau mesiu tercium oleh pelayan yang segera mengecek situasi di dalamnya.

Pelayan kala itu menemui Hitler telah tersungkur di lantai dengan simbah darah yang mengucur dari pelipisnya. Sedangkan istrinya, Eva Braun, mulutnya berbusa setelah menenggak sianida.

Hitler bersama istrinya kemudian dikremasi oleh pelayannya sesuai permintaan ketika ia berpamitan dengan pelayan.

Kabar kematian petinggi besar Nazi tersebut kemudian secara cepat menjadi buah pembicaraan dunia mengenai kebenaran peristiwa tersebut berikut dengan prasnagka-prasangkanya.

Referensi:

  • Goeritno, S. (2010). Hitler Mati di Indonesia. Bekasi: Titik Media Publisher
  • Samantho, A. Y. (2013). Garut Kota Illuminati. Jakarta: PT. Ufuk Publishing House.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com