Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Pembantaian Tionghoa di Mergosono Malang 1947

Kompas.com - 21/05/2023, 06:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Semua bermula dari tersiarnya kabar bahwa Belanda akan kembali menginvasi Indonesia pada Juli 1947 atau yang dikenal dengan Agresi Militer 1.

Menghadapi hal tersebut, pejuang Indonesia melakukan taktik bumi hangus yang membakar pusat perekonomian di Malang seperti pertokoan.

Diterapkannya taktik tersebut membuat sebagian orang untuk menjarah.

Baca juga: Peristiwa Bersejarah di Bulan Agustus

Terhitung sejak hari pertama Agresi Militer 1, yaitu pada 21 Juli 1947, kasus penjarahan terhadap pertokoan Tionghoa tercatat meningkat pesat.

Aksi penjarahan dilanjutkan dengan pembakaran.

Para pelaku menjarah dengan alasan supaya bangunan toko tersebut tidak dimanfaatkan oleh para pasukan Belanda yang akan melakukan agresinya.

Selaras dengan itu, pada hari sebelumnya, Residen Soenarko mengumumkan bahwa prajurit akan melakukan pertempuran hingga darah penghabisan.

Dalam pengumuman itu, disampaikan pula tidak adanya jaminan keselamatan bagi warga Tionghoa. Mereka harus menyelamatkan diri masing-masing.

Hal yang paling disesali oleh petinggi Indonesia di Malang, adalah membiarkan orang Tionghoa mengamankan diri sendiri tanpa adanya jaminan keamanan.

Singkatnya, hingga tanggal 31 Juli, penjarahan dan pembakaran yang bersamaan dengan aksi pengosongan masih terjadi. Beberapa laskar perjuangan juga terlibat dalam aksi tersebut.

Baca juga: Ini Alasan Bung Karno Membongkar Rumah Proklamasi

Dalam upaya tersebut, ada sekelompok Tionghoa berjumlah 30 orang digiring oleh sekelompok pemuda yang bersenjata api, bambu, klewang, ke sebuah Pabrik di Mergosono dan Gedang.

Orang Tionghoa ini dianggap mata-mata Belanda hanya karena memegang mata uang kertas NICA di tangan mereka.

Keesokan harinya, orang Tionghoa yang dibawa ke Gedung tersebut telah menjadi mayat yang mengenaskan.

Dari 30 orang yang dibawa, 4 orang dianggap berhasil melarikan diri dari peristiwa itu, sisanya mati mengenaskan, 21 orang dibunuh lalu dibakar secara bersamaan.

Baca juga: Peran Masyarakat Bengkulu pada Masa Revolusi Kemerdekaan

Referensi:

  • Pratiwi, G. S. Kekerasan Terhadap Golongan Tionghoa pada Masa Revolusi di Malang, 1945–1949. Lembaran Sejarah, 18(1), 98-114.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com