KOMPAS.com – Berita proklamasi yang dibacakan Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia di Jakarta telah tersiar di Bengkulu pada pekan keempat Agustus 1945.
Berbagai elemen masyarakat Bengkulu menyambut berita proklamasi dengan penuh kegembiraan dan kobaran api semangat kemerdekaan yang telah lama diimpikan.
Secepat mungkin masyarakat Bengkulu membentuk barisan-barisan bersenjata dengan tujuan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan.
Masyarakat Bengkulu, khususnya yang memiliki pandangan luas, menyadari betul bahwa Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang penjajah.
Baca juga: Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sebab, di Bengkulu, masih terdapat kelompok masyarakat yang menolak berita kemerdekaan serta menentang pengibaran bendera merah putih.
Kondisi itu menimbulkan ketegangan antara masyarakat yang pro dan menolak kemerdekaan.
Oleh karena itu, secara cepat berdiri berbagai kelompok perjuangan di Bengkulu, baik dari kalangan pelajar, petani, pegawai, serta mantan regu Heiho dan Gyugun, untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi.
Baca juga: Cara Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada 7 September 1945, mantan perwira Heiho dan Gyugun mengadakan pertemuan dengan mantan pasukan lainnya di sebuah rumah dekat Masjid Jami’ Bengkulu.
Pertemuan tersebut menghasilkan tiga poin penting, yaitu pembentukan barisan bersenjata, bergerak cepat dan tepat, serta mengadakan temuan susulan lebih besar.
Kemudian, diadakan pertemuan kembali pada 10 September 1945 di rumah Nawawi Manaf di Jalan Pintu Batu, dengan komposisi yang lebih lengkap dan besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.