Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Masyarakat Bengkulu pada Masa Revolusi Kemerdekaan

Kompas.com - 08/05/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berita proklamasi yang dibacakan Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia di Jakarta telah tersiar di Bengkulu pada pekan keempat Agustus 1945.

Berbagai elemen masyarakat Bengkulu menyambut berita proklamasi dengan penuh kegembiraan dan kobaran api semangat kemerdekaan yang telah lama diimpikan.

Secepat mungkin masyarakat Bengkulu membentuk barisan-barisan bersenjata dengan tujuan memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan.

Masyarakat Bengkulu, khususnya yang memiliki pandangan luas, menyadari betul bahwa Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang penjajah.

Baca juga: Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sebab, di Bengkulu, masih terdapat kelompok masyarakat yang menolak berita kemerdekaan serta menentang pengibaran bendera merah putih.

Kondisi itu menimbulkan ketegangan antara masyarakat yang pro dan menolak kemerdekaan.

Oleh karena itu, secara cepat berdiri berbagai kelompok perjuangan di Bengkulu, baik dari kalangan pelajar, petani, pegawai, serta mantan regu Heiho dan Gyugun, untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi.

Baca juga: Cara Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Gerak cepat bentuk pasukan

Pada 7 September 1945, mantan perwira Heiho dan Gyugun mengadakan pertemuan dengan mantan pasukan lainnya di sebuah rumah dekat Masjid Jami’ Bengkulu.

Pertemuan tersebut menghasilkan tiga poin penting, yaitu pembentukan barisan bersenjata, bergerak cepat dan tepat, serta mengadakan temuan susulan lebih besar.

Kemudian, diadakan pertemuan kembali pada 10 September 1945 di rumah Nawawi Manaf di Jalan Pintu Batu, dengan komposisi yang lebih lengkap dan besar.

Hasil dari pertemuan ini menghasilkan sebuah organisasi perjuangan bernama Barisan Pemuda Indonesia (BPI) yang diketuai oleh Nawawi Manaf.

Pada tanggal sama, di Curup, juga berdiri sebuah organisasi perjuangan bernama Barisan Perjuangan Republik Indonesia yang diketuai oleh Nur Arifin.

Pembentukan organisasi lainnya disusul di berbagai tempat, seperti di Kepahiang yang dipimpin oleh mantan pesirah Pagaralam, M. Yunus.

Baca juga: Sejarah Proklamasi 17 Agustus 1945

Di Lebong, ada organisasi yang digerakkan oleh Usman Ma'ruf, di Tais ada Hussein, di Muara Aman dipimpin oleh A. Razik dan koleganya, di perkebunan Kabawetan ada M. Arif dan kawan-kawan, serta sebagainya.

Berbagai barisan perjuangan ini nantinya berkembang lebih besar menjadi pasukan yang lebih terorganisasi di bawah nama Penjaga Keamanan Rakyat (PKR).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com