Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 14/07/2022, 19:34 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Segera setelah Soekarno membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, kabar kemerdekaan Indonesia pun tersebar ke berbagai wilayah Nusantara.

Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarkan melalui berbagai cara dan media, mulai dari siaran radio, telegram, pemberitaan surat kabar, pamflet, hingga obrolan orang per orang.

Banyak tokoh pun turut berperan dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah.

Siapa saja tokoh-tokoh di balik penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sukarni, Supardjo, dan B.M. Diah

Sebelum Soekarno membacakan naskah proklamasi, para pemuda di Jakarta telah menyusun rencana untuk menyebarluaskan kabar kemerdekaan Indonesia.

Beberapa tokoh pemuda di Jakarta yang turut berperan penyebaran berita proklamasi di Jakarta, di antaranya adalah Sukarni, Supardjo, dan B.M Diah.

Sukarni memimpin kelompok pemuda yang bermarkas di Jalan Bogor untuk menyiasati penyebaran berita proklamasi.

Mereka membuat salinan naskah proklamasi dan kemudian menyebarkannya kepada masyarakat.

Para pemuda yang bermarkas di Menteng 31 juga turut menyebarkan berita proklamasi ke seluruh penjuru Kota Jakarta dengan menggunakan mobil, sepeda, dan bahkan berjalan kaki.

Supardjo yang bekerja di Balai Pustaka, kemudian mencetak puluhan ribu salinan naskah proklamasi untuk disebarkan ke berbagai daerah.

Peran serupa juga dikerjakan B.M. Diah yang diminta menggunakan percetakan Asia Raya untuk mencetak ratusan ribu eksemplar salinan naskah proklamasi.

Selain itu, ada juga sukarelawan-sukarelawan yang dikirim ke luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain, untuk menyampaikan salinan naskah proklamasi.

Beberapa tokoh itu adalah M Zaelani, Uteh Riza Yahya, Sulistio, dan Ahmad Tahir yang dikirim ke Sumatera, serta Masri, Munir, dan Moh. Noor yang membawa kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia ke Kalimantan.

Syahruddin dan Kantor Berita Domei

Berita tentang kemerdekaan Indonesia kali pertama disiarkan Kantor Berita Domei pada 17 Agustus 1945, seusai Soekarno membacakan teks proklamasi.

Kala itu, Adam Malik yang merupakan Redaktur Tetap sekaligus Wakil Direktur Kantor Berita Antara, menelepon Kantor Domei untuk menginstruksikan penyebaran berita proklamasi dengan pesan "jangan sampai gagal".

Telepon itu diterima Asa Bafagih yang kemudian menyampaikan pesan Adam Malik kepada Pangulu Lubis.

Pangulu Lubis lalu mengirim berita proklamasi ke bagian radio. Dia meminta Radio Domei menyelipkan kabar penting tersebut di antara berita-berita lain.

Jepang kemudian mengetahui siaran tersebut dan kemudian melarang Kantor Berita Domei menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Namun, Syahruddin yang merupakan wartawan Kantor Berita Domei, tetap menyerahkan teks Proklamasi untuk disiarkan Radio Domei.

Kepala bagian Radio Domei, Waidan B Palenewan, lalu memerintahkan seorang markonis bernama F Wuz menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sebanyak tiga kali.

Akan tetapi, saat berita proklamasi baru disiarkan sebanyak dua kali, Jepang mengetahuinya dan menghentikan siaran tersebut.

Meski begitu, berita proklamasi tetap berhasil dengan cepat menyebar ke berbagai daerah Indonesia dan bahkan terdengar hingga ke luar negeri, seperti Amerika Serikat, India, serta Australia.

Pawai sepeda Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta

Di Yogyakarta, kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarluaskan lewat peran Ki Hajar Dewantara.

Kala itu, berita proklamasi sebenarnya sudah diterima Kantor Berita Domei Yogyakarta pada 17 Agustus 1945 pukul 12.00, tetapi mereka tidak mendapatkan izin penyiaran.

Kabar tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia kemudian disampaikan dalam khotbah salat Jumat di Masjid Agung Keraton Yogyakarta dan Masjid Pakualaman.

Ki Hajar Dewantara bersama para guru dan siswa Taman Siswa kemudian turut membantu menyebarluaskan berita proklamasi melalui pawai sepeda.

Mereka berpawai sepeda sembari meneriakkan kabar kemerdekaan Indonesia dan membagikan selebaran.

Dengan upaya Ki Hajar Dewantara tersebut, berita proklamasi Indonesia tersebar luas di Yogyakarta meskipun Jepang melarang siaran radio kala itu.

Sementara itu, di Solo, Semarang, dan wilayah-wilayah lain Jawa Tengah, berita tentang Proklamasi juga disebarkan dengan berbagai cara, seperti lewat siaran radio, surat kabar, hingga kabar dari mulut ke mulut.

Baca juga: Biografi Laksamana Maeda: Tokoh Jepang yang Rumahnya Jadi Tempat Perumusan Proklamasi

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com