Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Pemuda yang Merobek Bendera Belanda di Surabaya

Kompas.com - 14/07/2022, 17:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Pada 19 September 1965, di Surabaya, terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda oleh dua tokoh pemuda Indonesia, Kusno Wibowo dan Hariyono.

Peristiwa perobekan bendera Belanda itu terjadi di Hotel Yamato, Jl. Tunjungan Surabaya, atau yang juga dikenal dengan nama Hotel Oranje.

Kala itu, Hotel Yamato dijadikan markas RAPWI, sebuah organ tentara Sekutu yang bertugas mengurus para tawanan warga Eropa dan peranakannya.

Baca juga: Biografi Laksamana Maeda: Tokoh Jepang yang Rumahnya Jadi Tempat Perumusan Proklamasi

Kronologi perobekan bendera Belanda

Insiden itu bermula setelah sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di menara atap Hotel Yamato.

Pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato itu pun memancing amarah rakyat Surabaya.

Sebab, Belanda dinilai melanggar kedaulatan Republik Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaan.

Residen Surabaya kala itu, Soedirman, kemudian datang ke Hotel Yamato untuk berbicara dengan Mr. Ploegman.

Dengan sopan, Soedirman mengingatkan bahwa pengibaran bendera asing harus mendapatkan izin dari pemerintah Republik Indonesia yang telah merdeka.

Oleh karena itu, Soedirman pun meminta agar bendera Belanda yang dikibarkan di atap Hotel Yamato segera diturunkan.

Akan tetapi, Ploegman menolak menurunkan bendera Belanda dengan dalih bahwa Sekutu telah memenangi perang melawan Jepang sehingga pemerintah kolonial Belanda berhak kembali menduduki Indonesia.

Bukan hanya itu, Ploegman juga menodongkan revolver ke arah Residen Soedirman dan membuat situasi memanas.

Pemuda Indonesia yang berada di dalam Hotel Yamato menilai, kejadian itu adalah penghinaan.

Salah seorang pemuda Indonesia bernama Sidik yang berdiri di samping Soedirman, kemudian menendang revolver yang ditodongkan Ploegman.

Revolver itu terpental dan pelurunya meledak terdengar nyaring hingga keluar Hotel Yamato.

Soedirman dan para pemuda Indonesia berlari keluar, sedangkan orang-orang Belanda bersembunyi di dalam Hotel.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com