Fakta Menarik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

KOMPAS.com - Salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia diselenggarakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, tepatnya di kediaman Soekarno.

Di balik peristiwa penting ini, ternyata ada beberapa fakta menarik mengenai proklamasi kemerdekaan.

Lantas, apa saja fakta-fakta unik proklamasi kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Kisah Bung Karno Jatuh Sakit Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Fakta menarik proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bertepatan dengan bulan Ramadhan

Peristiwa proklamasi jatuh pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1366 H.

Tiang bendera dibuat secara mendadak

Pada saat hari proklamasi kemerdekaan RI, tiang bendera yang digunakan untuk mengibarkan bendera Merah Putih dibuat secara mendadak menggunakan sebuah bambu.

Bambu tersebut dipersiapkan sesaat sebelum acara proklamasi dimulai.

Soekarno jatuh sakit

Satu hari sebelum hari proklamasi, Soekarno merasa tidak enak badan. Setelah diperiksa oleh dokter pribadinya, dr. Soeharto, ternyata Soekarno terkenal gejala malaria.

Ia pun segera diberi obat agar kondisinya segera pulih.

Menurut catatan sejarah, beberapa jam sebelum acara proklamasi dimulai, Soekarno masih tertidur dan baru bangun sekitar pukul 09.00.

Seusai membacakan naskah proklamasi, sekitar pukul 10.10, Soekarno segera kembali masuk ke kamar dan beristirahat.

Baca juga: Tokoh yang Mengusulkan Teks Proklamasi Ditandatangani Soekarno-Hatta

Dokumentasi proklamasi hampir disita Jepang

Ternyata, dokumentasi proklamasi kemerdekaan Indonesia hampir disita oleh Jepang.

Beruntungnya, Frans Mendoer, salah seorang fotografer yang mengabadikan momen proklamasi berhasil menyelamatkannya.

Frans Mendoer kemudian menanam hasil rekaman tersebut di bawah pohon di kantor Harian Asia Raja agar tidak ditemukan oleh Jepang.

Naskah proklamasi ditemukan di tempat sampah

Naskah proklamasi yang sempat ditulis tangan oleh Bung Karno ditemukan di tempat sampah di rumah Laksamana Maeda.

Beruntungnya, naskah tersebut ditemukan oleh wartawan asal Aceh, BM Diah, dan disimpan selama 47 tahun.

Setelah itu, BM Diah menyerahkan naskah tersebut ke Museum Arsip Nasional pada 1992.

Referensi:

Sudibyo, Sigit. Humar Sidik. dkk. (2021). Seri Buku Infografis: Pendudukan Jepang di Indonesia. Bogor: Guepedia.