Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Gallaudet dan Kisah Percaya Diri Penyandang Tuli

Kompas.com - 13/05/2023, 22:10 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Gallaudet di Washington DC, AS, amat sohor sebagai universitas swasta bagi penyandang tuli atau tunarungu.

Lintasan sejarah Universitas Gallaudet bermula saat berdiri pada 1864.

Sejak cikal bakal sebagai sekolah dasar untuk anak buta atau tunanetra dan tuli, di masa kini, Universitas Gallaudet menjadi universitas pertama di muka bumi bagi penyandang tuli atau tunarungu.

Laman Kompas.com edisi 18 November 2016 menyebut bahwa Universitas Gallaudet menyimpan kisah percaya diri penyandang tuli.

Tak cuma itu, Universitas Gallaudet pun menjadi dambaan penyandang tuli atau tunarungu di Indonesia untuk menambah ilmu pengetahuan.

Gede Ade Putra Wirawan, misalnya, pada Juni 2016 menjadi peserta Program Kepemimpinan Pemuda Tunarungu di Indonesia.

Bersekolah di Universitas Gallaudet kata Gede Ade Putra Wirawan adalah perjuangan bagi penyandang tuli seperti dia menggapai kesetaraan.

Baca juga: Polisi: Penjambret Perempuan Tunarungu di Tol Japek Cari Korban Secara Acak

Universitas Gallaudet

Pendidikan berkualitas termasuk kesetaraan bagi penyandang disabilitas, termasuk tuli atau tunarungu, adalah satu dari 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sejak 2015.

Pendidikan berkualitas adalah tujuan nomor 4 dari 17 tujuan SDGs tersebut.

Sementara itu, ada harapan agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada sekitar 22,5 juta penyandang disabilitas di Indonesia.

Asa itu termasuk agar pemerintah menyediakan akses pendidikan yang seluas-luasnya agar mereka lebih percaya diri, dan menjadi kebanggaan.

Informasi terkini menunjukkan, pada 2023, ada salah satu mahasiswa tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika, telah menyelesaikan program S2 Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) sejak 2021.

Mahasiswa penyandang tuli atau tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika, saat wisuda di Universitas Gallaudet di Washington DC, 12 Mei 2023, telah menyelesaikan program S2 Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) sejak 2021.  
Kedubes RI Washington DC Mahasiswa penyandang tuli atau tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika, saat wisuda di Universitas Gallaudet di Washington DC, 12 Mei 2023, telah menyelesaikan program S2 Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) sejak 2021.

Dalam kesempatan wisuda kelulusan Phieter Angdika, ikut hadir sebagai undangan khusus, Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani dan istri, Ayu Heni Rosan.

Sebelum Phieter terdapat 4 orang Indonesia lainnya yang meraih gelar sarjana (S1) dari Universitas Gallaudet.

Sementara itu, Dubes Rosan juga berkomitmen untuk membantu Phieter meneruskan program S3 dalam bidang linguistik di universitas yang sama.

Phieter akan melanjutkan pendidikan S3 pada Musim Gugur 2023.

Menurut pandangan Dubes Rosan, usai menyelesaikan pendidikannya, Phieter dapat membantu mengembangkan edukasi untuk penyandang tuli di Indonesia.

Dubes RI untuk AS, Rosan Roeslani dan istri, Ayu Heni Rosan, menghadiri acara kelulusan program pascasarjana di Universitas Gallaudet, Washington DC, salah satunya Phieter Angdika, penyandang tuli atau tunarungu, pada 12 Mei 2023. Kedubes RI Washington DC Dubes RI untuk AS, Rosan Roeslani dan istri, Ayu Heni Rosan, menghadiri acara kelulusan program pascasarjana di Universitas Gallaudet, Washington DC, salah satunya Phieter Angdika, penyandang tuli atau tunarungu, pada 12 Mei 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com