Dalam catatannya, I-Tsing menyebut Sriwijaya sebagai pusat pendidikan agama Buddha terbesar di Indonesia, di mana para biksu dari pulau-pulau di Nusantara lainnya saling bertemu.
I-Tsing bahkan menyarankan para biksu dari negerinya yang hendak menuju Nalanda untuk belajar di Sriwijaya.
Di Kerajaan Sriwijaya terdapat pendeta agama Buddha yang tersohor.
Salah satu nama guru agama Buddha yang terkenal pada saat itu adalah Sakyakirti, yang telah menjelajah lima negeri di India untuk menambah ilmunya dan merupakan pengarang kitab Hastadandasastra.
Selain Sakyakirti, terdapat guru agama Buddha lain di Sriwijaya yang juga termasyhur namanya, yakni Dharmapala dan Dharmakirti.
Baca juga: Pengaruh Kehidupan Maritim Sriwijaya terhadap Perkembangan Agama Buddha
Dharmakirti adalah salah seorang biksu tertinggi di Sriwijaya yang menyusun kritik atas kitab Abhisamayalamkara.
Berkat peran para mahaguru tersebut, Kerajaan Sriwijaya kerap dikunjungi oleh para biksu dari berbagai negeri.
Bahkan, antara tahun 1011-1023, datang pendeta dari Tibet bernama Attisa ke Sriwijaya dengan tujuan belajar kepada Dharmakirti.
Para biksu yang datang untuk mendalami ajaran Buddha mendapatkan tempat khusus dan sangat dihormati, baik oleh penguasa Sriwijaya maupun rakyatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.