Tentunya, catatan perjalanan Cornelis de Houtman ini mengisahkan masa awal perkembangan Islam. Sebab, pada masa awal abad ke-16, Kesultanan Banten telah berdiri.
Namun, di antara kedua catatan tersebut, yang paling jelas mengutarakan tentang beduk adalah sastra kuno Kidung Malat.
Sebab, dalam kidung itu dijelaskan keberadaan beduk serta fungsinya sebagai alat menyiarkan informasi kepada desa-desa sekitarnya tentang perang.
Apabila benar sebagaimana yang dikatakan dalam sastra Kidung Malat, dipastikan beduk telah ada sejak masa Kerajaan Majapahit.
Meskipun demikian, ada pendapat lain tentang awal mula keberadaan beduk di Nusantara yang mengaitkan tentang proses Islamisasi.
Pendapat ini meyakini bahwa keberadaan beduk tidak dapat dilepaskan dari perkembangan Islam di Nusantara serta sebagai ekspresi akulturasi budaya.
Salah satu beduk terbesar di dunia saat ini diyakini berada di Masjid Darul Muttaqien Purworejo yang merupakan peninggalan Kiai Bagelen.
Baca juga: Tradisi Ela-ela, Cara Masyarakat Ternate Menyambut Lailatul Qodar
Referensi: