Apa yang Dimaksud Politik Devide et Impera?

Prinsip VOC adalah jika sudah ada kesamaan, maka proses negosiasi dan diplomasi dapat berjalan dengan lebih mudah.

Baca juga: Apa yang Terjadi di Indonesia Setelah VOC Dibubarkan?

Sementara itu, common enemy adalah pihak lain yang menjadi pesaing bisnis VOC.

Setelah itu, dilakukan manajemen isu. Pola ini dilakukan dengan menyebarkan kabar burung atau desas-desus baik di lingkungan politik lokal atau sosial yang lebih luas.

Selain itu, bentuk lain dari manajemen isu adalah propaganda, yakni dengan memanfaatkan media massa dan laporan jurnalistik.

Selanjutnya, Belanda bermain di dua sisi (win-win solution). 

Pada langkah ini, Belanda berpihak pada dua kubu yang saling bertentangan seolah-olah mereka berada pada posisi netral.

Biasanya, Belanda akan memposisikan diri secara netral pada kerajaan yang sedang mengalami konflik internal.

Hal ini dikarenakan pihak mana pun yang nanti menang, tetap saja Belanda yang akan diuntungkan.

Setelah itu, mereka merekrut pemimpin lokal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengakuan secara resmi dan tertulis, yang mengatasnamakan Kerajaan Belanda.

Lalu, pemimpin lokal yang bersedia bekerja sama biasanya akan diberi hadiah sebuah istana megah dan harta berjumlah besar.

Cara kelima adalah pengepungan dan embargo.

Pola ini dilakukan dengan cara membuat suatu wilayah menjadi terisolasi, mulai dengan menutup akses komunikasi dan perdagangan hingga blokade militer.

Kemudian, cara yang keenam ialah mengatur terjadinya perang saudara, yakni memanfaatkan pribumi sebagai kekuatan militan untuk melawan bangsanya sendiri.

Taktik ini pernah diterapkan di Sumatera Barat pada 1821-1837, ketika Belanda berhasil memprovokasi kaum Adat untuk berperang melawan kaum Padri.

Baca juga: Siapakah Kaum Adat dan Kaum Padri?

Taktik yang terakhir adalah excessive force and extreme prejudice atau cara kekerasan.