Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi di Indonesia Setelah VOC Dibubarkan?

Kompas.com - 23/09/2022, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Menjelang akhir abad ke-18, Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mengalami kemunduran karena masalah keuangan.

Kongsi dagang Belanda yang berkuasa di Indonesia sejak 1602 ini tidak lagi meraup keuntungan dan utangnya kepada negara terus menumpuk.

Kemunduran VOC disebabkan oleh banyak faktor, termasuk akibat korupsi para pejabatnya dan volume perdagangan yang menurun akibat peperangan di Eropa.

Karena terus-menerus merugi, VOC akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799.

Lantas, bagaimana pengelolaan Indonesia setelah VOC dibubarkan?

Baca juga: Hak Ekstirpasi VOC: Tujuan, Pelaksanaan, dan Dampak

VOC dibubarkan oleh Pemerintah Republik Bataaf

Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak didirikannya kongsi dagang VOC pada 1602.

Selama satu abad lebih, VOC menikmati kejayaan setelah berhasil memegang hegemoni perdagangan di Indonesia.

Namun, pada akhir abad ke-18, VOC terus menerus merugi dan mulai memupuk utang kepada negara karena tidak sanggup membayar dividen dari saham yang dibeli rakyat.

Pada 1795, perubahan pemerintah di negeri Belanda berpengaruh besar dalam perubahan VOC.

Pada waktu itu Kerajaan Belanda berubah menjadi Republik Bataaf. Peristiwa itu bermula dari serangan Perancis ke Belanda, yang membuat Raja Willem V melarikan diri ke Inggris.

Setelah itu, di negeri Belanda dibentuk pemerintahan baru sebagai vasal Perancis dengan nama Republik Bataaf (1795-1806).

Negara kemudian memutuskan untuk mengambil alih seluruh kekayaan VOC sebagai pelunasan utang-utangnya.

Hal itu membuat daerah kekuasaan VOC, termasuk Indonesia, berada di bawah kekuasaan Republik Bataaf.

Baca juga: Masa Pemerintahan Republik Bataaf

Setelah mengambil alih VOC dan menghapus hak-hak istimewanya atau hak oktroi, Republik Bataaf membentuk panitia.

Pada akhirnya, panitia ini menyatakan bahwa VOC tidak dapat dipertahankan lagi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com