KOMPAS.com - Kulkul merupakan alat komunikasi kuno yang berasal dari Bali.
Kulkul biasanya terbuat dari kayu dan berbentuk bulat memanjang dengan rongga di tengah tubuhnya, seperti kentongan.
Kulkul diletakkan menggantung di Bale Kulkul (bangunan berbentuk menara dan beratap) yang bisa ditemukan di balai banjar atau pura.
Sebagai salah satu warisan adat budaya yang disakralkan, kulkul masih lestari di tengah-tengah masyarakat Bali.
Baca juga: Kerajaan Bali: Berdiri, Raja-raja, Kehidupan Sosial, dan Peninggalan
Kulkul merupakan alat komunikasi yang terbuat dari kayu. Untuk menghasilkan kualitas yang baik, biasanya yang dipilih adalah kayu pohon nangka.
Bentuk kulkul persis seperti kentongan, yakni bulat memanjang dengan rongga suara di tengah tubuhnya.
Ukuran kulkul bervariasi, ada yang panjangnya 50 cm dengan diameter 10 cm, ada pula yang besar dengan panjang lebih dari 1 meter.
Baca juga: Suku-suku di Bali dan Nusa Tenggara
Sejak zaman kuno, kulkul digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Bali yang umumnya hidup berjauhan.
Kegunaan kulkul sangat beragam, karena setiap suara yang dihasilkan dapat menunjukkan informasi yang berbeda sesuai kesepakatan masyarakat di area banjar (semacam Rukun Warga).
Melansir Tribun Bali, suara kulkul memiliki kode-kode tertentu yang telah disepakati oleh seluruh anggota banjar sehingga informasi dapat tersampaikan atau tersambung dengan jelas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.