Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Palang Pintu, Cara Masyarakat Betawi Menguji Pengantin Pria

Kompas.com - 15/07/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.id

KOMPAS.com - Tradisi Palang Pintu merupakan bagian dari prosesi adat pernikahan masyarakat Betawi.

Palang Pintu adalah tradisi unik dari Betawi yang berisi laga pencak silat, adu pantun, hingga pembacaan Al Quran dan salawat sebagai simbol ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk membuka pintu restu dari keluarga perempuan, melalui peristiwa jawara dari mempelai laki-laki harus bisa mengalahkan jawara dari tempat tinggal perempuan.

Bagi masyarakat Betawi, tradisi ini melambangkan besarnya perlindungan orang tua terhadap putrinya sebelum dipinang.

Sedangkan bagi pihak laki-laki, Palang Pintu dapat menunjukkan kesungguhannya yang akan membangun rumah tangga bersama perempuan pilihannya.

Baca juga: Perang Obor, Tradisi Tolak Bala Masyarakat Jepara

Arti dan tujuan Tradisi Palang Pintu

Tradisi Palang Pintu pada masyarakat Betawi muncul dari kebiasaan orang Betawi di mana bila ada laki-laki yang hendak meminang perempuan, maka diwajibkan melumpuhkan jagoan di kampung calon istrinya atau saudara-saudaranya.

Tradisi Palang Pintu memiliki arti sebagai simbol ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk membuka pintu restu dari keluarga perempuan.

Cara membuka pintu restu itu adalah dengan menunjukkan kemampuan silat hingga membaca Al Quran.

Dalam bahasa Betawi, palang berarti penghalang yang membuat orang tidak bisa lewat. Jadi, arti Palang Pintu adalah tradisi untuk membuka penghalang saat memasuki daerah tertentu yang dikuasai jawara.

Palang Pintu bertujuan untuk menguji kesungguhan pengantin pria yang akan membangun rumah tangga dengan mempelai perempuan.

Selain membuka pintu pernikahan, tujuan dari Palang Pintu adalah untuk menunjukkan ketaatan atas norma adat yang berlaku di masyarakat Betawi.

Baca juga: Si Pitung, Pahlawan Legendaris dari Betawi

Prosesi Palang Pintu

Tradisi Palang Pintu dilakukan saat pihak pengantin pria hendak memasuki rumah mempelai perempuan.

Sebelum iring-iringan pihak pria masuk, mereka akan dihadang oleh perwakilan dari pihak perempuan.

Dari kedua belah pihak, ada tukang pantun dan jagoan silat yang mewakili di depan calon pengantin.

Pada awalnya akan terjadi dialog pembukaan dan saling berbalas pantun.

Secara perlahan, intonasi para pelempar pantun akan naik dan membuat situasi seakan memanas.

Halaman:
Sumber Kompas.id
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Tunggal RA Kartini

Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Tunggal RA Kartini

Stori
Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Stori
Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com