Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Bubrah di Kawasan Prambanan

Kompas.com - 23/01/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Candi Bubrah merupakan satu dari empat candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun di kawasan Candi Prambanan.

Letak Candi Bubrah berada di antara Candi Lumbung dan Candi Sewu.

Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Nama candi ini sama persis dengan Candi Bubrah peninggalan Kerajaan Kalingga di Jepara, Jawa Tengah.

Berikut ini sejarah singkat Candi Bubrah yang ada di Klaten.

Baca juga: Sejarah Candi Klero di Semarang

Siapa yang membangun Candi Bubrah?

Dalam Bahasa Jawa, "bubrah" berarti rusak atau hancur berantakan.

Penamaan Candi Bubrah berasal dari masyarakat, karena saat ditemukan kondisinya sangat rusak tinggal reruntuhan setinggi dua meter.

Kini, Candi Bubrah telah berdiri kokoh menghadap timur setelah dilakukan pemugaran pada 2016-2017.

Melansir situs Kemdikbud, Candi Bubrah dibangun dalam satu periode dengan candi-candi di dekatnya di Kompleks Candi Prambanan.

Kompleks percandian Prambanan dibangun oleh Rakai Panangkaran yang menjadi raja Kerajaan Mataram Kuno pada akhir abad ke-8.

Candi Bubrah, Candi Sewu, dan Candi Lumbung diyakini sebagai satu kesatuan mandala bercorak Buddha.

Baca juga: Sejarah Candi Lumbung di Kawasan Prambanan

Keunikan Candi Bubrah

Denah Candi Bubrah berukuran 12 x 12 meter. Bentuk candi ini terkesan tinggi ramping, yang disusun dari batu andesit dengan atap stupa yang melambangkan Gunung Meru.

Susunan stupa induk merujuk konsep pantheon (semua dewa) dalam agama Buddha.

Pada bagian dinding candi, terdapat relung-relung yang berisi arca Dhyani Buddha (simbol dari lima elemen kosmos).

Selain itu, Candi Bubrah memiliki keunikan yang tidak ada pada candi Buddha di Indonesia.

Keunikan tersebut yakni adanya motif hiasan taman teratai yang mengisi lapik di bawah padmasina pada Dhyani Buddha.

Baca juga: Candi Sewu: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Motif khas dari Candi Bubrah lainnya berupa hiasan ceplok bunga yang mengisi pagar langkan sisi luar.

Berdasarkan penelusuran para sejarawan, Candi Bubrah melambangkan penyatuan dua komponen semesta, yakni Vajradhatu Mandala dan Garbhadhatu Mandala.

Konsep Vajradhatu Mandala diwakili kehadiran arca Dhyani Buddha dari empat arah mata angin, sementara Garbhadhatu Mandala diwakili altar dan relung untuk Tri Ratna.

Penyatuan dua konsep mandala menimbulkan beberapa interpretasi.

Pendapat yang umum diterima adalah Candi Bubrah merupakan visualisasi konsep Yap Yum.

Yab Yum berasal dari Bahasa Tibet, di mana "Yab" artinya ayah yang agung, sedangkan "Yum" berarti ibu yang agung.

Dengan kata lain, merekalah orang tua semesta, asal-muasal semua kehidupan di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com