Dia pertama kali bertemu dengan KH Ahmad Dahlan pada 1915, setelah menyelesaikan pendidikannya di Mesir.
Pertemuan itu cukup berhasil membuat Mas Mansyur kagum dengan pemikiran KH Ahmad Dahlan dan pergerakannya yang berani melawan arus dan merevolusi pendidikan bagi kaum pribumi.
Oleh sebab itu, Mas Mansyur juga turut bergabung dalam Muhammadiyah dan berperan sebagai ketua cabang Muhammadiyah Surabaya, Konsul Muhammadiyah wilayah Jawa Timur, hingga Ketua Umum Muhammadiyah pada kongres Yogyakarta tahun 1937.
Baca juga: Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya
Ki Bagus Hadikusumo juga merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh, Ketua Majelis Tarjih, dan Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.
Adanya Ki Bagus Hadikusumo sebagai ketua Muhammadiyah berawal dari terjadinya pergolakan politik internasional, yakni pecahnya Perang Dunia II.
Semasa Perang Dunia II, Ki Bagus Hadikusumo kerap berbincang dengan pihak Jepang agar murid-murid Muhammadiyah tidak terlalu patuh pada bangsa negeri Sakura itu.
Setelah banyak berjuang sebagai umat Muslim, Ki Bagus Hadikusumo tutup usia pada 7 September 1954.
Ki Bagus Hadikusumo ditetapkan sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 2015.
Referensi: