Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Empat Tokoh Awal Berdirinya Muhammadiyah

Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah telah berperan banyak dalam membangun tatanan sosial dan pendidikan dalam masyarakat Indonesia sejak masa kemerdekaan.

Lalu, siapa saja tokoh awal berdirinya Muhammadiyah?

KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan adalah tokoh pendiri Muhammadiyah, yang berperan dalam memperjuangkan pendidikan bagi kaum pribumi.

Pendirian Muhammadiyah dimulai setelah KH Ahmad Dahlan berinteraksi dengan teman-teman dari Budi Utomo, yakni R Budihardjo dan R. Sosrosugondo.

Di samping itu, KH Ahmad Dahlan juga memang sudah memiliki pemikiran bahwa Islam hendak didekati dan dikaji sebaik mungkin agar dapat dipahami oleh masyarakat Islam di Indonesia.

KH Ahmad Dahlan sempat menjadi pengajar kitab suci Al-Qur'an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca, tetapi juga dapat memahami maknanya.

Lebih lanjut, keputusan untuk mendirikan Muhammadiyah juga merupakan saran dari seorang siswa KH Ahmad Dahlan yang kerap datang ke rumahnya dan mengusulkan agar kegiatan yang dia rintis diurus dalam bentuk organisasi.

Menindaklanjuti saran itu, KH Ahmad Dahlan pun resmi mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912.

Kemudian organisasi ini diajukan pengesahannya pada 20 Desember 1912 dengan mengirim "Statuten Muhammadiyah" atau Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Dua tahun berselang, Muhammadiyah disahkan sebagai organisasi oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.

Buya Hamka

Buya Hamka adalah ulama terkenal dari Sumatera Barat, yang gigih berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Buya Hamka turut berperan dalam mendirikan cabang Muhammadiyah di Padang pada 1925, sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan para kaum muda agar siap menjadi seorang mubaligh atau guru.

Buya Hamka kemudian dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK nomor 113/TK/Tahun 2011.

Mas Mansyur

Selanjutnya adalah Mas Mansyur, seorang tokoh Muhammadiyah yang pernah tergabung dalam Badan Pengurus Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dia pertama kali bertemu dengan KH Ahmad Dahlan pada 1915, setelah menyelesaikan pendidikannya di Mesir.

Pertemuan itu cukup berhasil membuat Mas Mansyur kagum dengan pemikiran KH Ahmad Dahlan dan pergerakannya yang berani melawan arus dan merevolusi pendidikan bagi kaum pribumi.

Oleh sebab itu, Mas Mansyur juga turut bergabung dalam Muhammadiyah dan berperan sebagai ketua cabang Muhammadiyah Surabaya, Konsul Muhammadiyah wilayah Jawa Timur, hingga Ketua Umum Muhammadiyah pada kongres Yogyakarta tahun 1937.

Ki Bagus Hadikusumo

Ki Bagus Hadikusumo juga merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh, Ketua Majelis Tarjih, dan Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.

Adanya Ki Bagus Hadikusumo sebagai ketua Muhammadiyah berawal dari terjadinya pergolakan politik internasional, yakni pecahnya Perang Dunia II.

Semasa Perang Dunia II, Ki Bagus Hadikusumo kerap berbincang dengan pihak Jepang agar murid-murid Muhammadiyah tidak terlalu patuh pada bangsa negeri Sakura itu.

Setelah banyak berjuang sebagai umat Muslim, Ki Bagus Hadikusumo tutup usia pada 7 September 1954.

Ki Bagus Hadikusumo ditetapkan sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 2015.

Referensi:

  • Aidah, Siti Nur dan Tim Penerbit KBM Indonesia. (2021). Mengenal Tokoh-tokoh Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit DKBM Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/19/193000279/empat-tokoh-awal-berdirinya-muhammadiyah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke