Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeologi, Ilmu yang Mempelajari Benda-benda Peninggalan Sejarah

Kompas.com - 21/10/2022, 14:19 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Hal serupa juga terjadi pada abad ke-3 SM, ketika seorang bernama Megasthenes berhasil mengumpulkan data-data tentang adat istiadat bangas India yang dilengkapi dengan informasi geografis, flora, dan faunanya.

Herodotus kemudian mengolah hasil penelitiannya menjadi sebuah buku bertajuk The History, yang informasinya bersumber dari benda-benda kuno yang dia kumpulkan.

Selama berabad-abad, arkeologi masih belum dikenal sebagai suatu disiplin ilmiah.

Barulah pada masa Renaissance abad 14-16, arkeologi mulai dikenal identitasnya oleh masyarakat umum.

Banyak ahli yang menerapkan ilmu arkeologi untuk mempelajari bangunan monumen kuno di Yunani dan Italia.

Sampai tahun 1840, arkeologi belum menjadi bagian dari suatu disiplin ilmiah. Namun, seiring berjalannya waktu, arkeologi terus mengalami perkembangan.

Bahkan, arkeologi dijadikan sebagai metode pengumpulan data kuno.

Pada akhirnya, arkeologi dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang banyak membawa manfaat.

Baca juga: Artefak: Definisi, Jenis, dan Contohnya

Tujuan

Pada dasarnya, tujuan ilmu arkeologi ada tiga, yaitu:

  1. Menggambarkan sejarah kebudayaan masyarakat di masa lalu.
  2. Menggambarkan cara hidup masyarakat di masa lalu.
  3. Menggambarkan proses perubahan budaya yang terjadi di masa lalu.

Untuk mencapai tujuan pokok itu, para arkeolog berusaha mencari, menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan bentuk-bentuk temuannya secara verbal dan piktorial, baik yang masih dalam bentuk utuh atau setengah utuh.

Kesimpulannya, tujuan arkeolog bukan hanya mencari dan menemukan benda, tetapi menemukan segala keterangan luas tentang manusia melalui kajian-kajian yang ada, seperti benda-benda peninggalan sejarah.

Baca juga: Fosil Apa Saja yang Ditemukan di Situs Sangiran?

Tahap penelitian arkeologi

Ada empat tahapan penelitian arkeologi, sebagai berikut:

Pengumpulan data

Tahap pertama yang dilakukan arkeologi adalah mengumpulkan data. Kemudian, data tersebut dipelajari peta serta catatan bersejarah berkaitan dengan situs tersebut.

Pengumpulan data yang dilakukan juga mencakup survei atau pengamatan di daerah-daerah situs arkeologi.

Di samping survei, arkeolog juga kerap melakukan ekskavasi atau penggalian tanah secara sistematik.

Baca juga: Tahap Penelitian Sejarah Menurut Kuntowijoyo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com