Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Davidson Black, Pelopor Penelitian Jenis Manusia Purba di Asia

Kompas.com - 24/01/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Davidson Black adalah seorang ahli paleoantropologi dari Kanada yang dikenal sebagai penemu Sinanthropus pekinensis atau Manusia Peking.

Ia adalah adalah Ketua Survei Geologi China dan Anggota Royal Society yang sejak awal optimistis akan melakukan penelitian manusia purba di Asia.

Dalam perkembangannya, Davidson Black diakui sebagai pelopor penyelidikan terhadap jenis manusia purba di daratan Asia.

Baca juga: Von Koenigswald, Penemu Fosil Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran

Kehidupan awal

Davidson Black lahir pada 25 Juli 1884 di Toronto, Ontario, Kanada. Sejak kecil ia sangat suka menghabiskan waktu di Danau Kawartha dan mengumpulkan fosil di sepanjang tepi Sungai Don.

Meski lahir dari keluarga yang berkecimpung di dunia hukum, ia justru menunjukkan minat pada bidang biologi.

Davidson Black kemudian giat belajar untuk mengembangkan minatnya tersebut. Hasilnya, ia berhasil memperoleh gelar ilmu kedokteran dari Universitas Toronto pada 1906.

Setelah itu, ia melanjutkan studinya dengan memelajari anatomi komparatif dan mulai mengajar anatomi pada 1909.

Pada 1914, Davidson Black bekerja di bawah Grafton Elliot Smith, di Manchester, Inggris, di mana ia mulai tertarik pada evolusi manusia.

Setelah tiga tahun berada di Manchaster, ia bergabung dengan Korps Medis Angkatan Darat Kanada pada 1917.

Baca juga: Eugene Dubois, Penemu Pithecanthropus Erectus

Menemukan Manusia Peking

Setelah dua tahun bekerja sebagai tenaga medis bagi Angkatan Darat Kerajaan Kanada, Davidson Black pergi ke China untuk bekerja di Peking Union Medical College.

Selama lima tahun pertama di China, ia sempat bekerja sebagai Profesor Neurologi dan Embriologi, lalu dipromosikan menjadi kepala departemen anatomi pada 1924.

Davidson Black mulai melakukan penelitian pada musim panas 1926, di mana ia menemukan dua geraham dari situs Zhoukoudian, Beijing.

Penemuan tersebut kemudian ditulis dalam sebuah jurnal dan diklasifikasikan sebagai fosil Homo pekinensis.

Setelah itu, ia melakukan konferensi ilmiah tentang temuan Homo pekinensis, yang salah satu tujuannya untuk mencari dana riset.

Konferensinya berhasil menarik perhatian dunia, dan Yayasan Rockefeller pun setuju untuk mendanai risetnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com