Pada 1927, salah satu timnya yang bernama Birger Bohlin, berhasil menemukan fosil gigi tunggal hominid dalam ekskavasi perdana di Zhoukoudian.
Dari bukti yang terbatas itu, Davidson Black dengan berani menamai fosil itu Sinanthropus pekinensis atau Manusia Peking dan mempublikasikannya di Palaentologi Sinica.
Baca juga: Manusia Peking: Sejarah Penemuan, Kehidupan, dan Ciri-ciri
Penggaliannya terus berlangsung, dan pada 1928, fragmen tengkorak pertama Manusia Peking akhirnya ditemukan.
Penemuan fosil manusia pada 1929, alat batu, dan bukti-bukti penggunaan api dari Zhoukoudian pada 1931 semakin melajukan langkahnya.
Puncaknya adalah temuan tulang rahang dari Sinanthropus pekinensis, yang ketika disajikan di depan ilmuwan Eropa, mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari the Royal Society.
Sayangnya, Davidson Black meninggal di Beijing, pada 15 Maret 1934, ketika ia berada pada puncak kariernya sebagai peneliti.
Sebelum meninggal, ia dianugerahi Medali Daniel Giraud Elliot dari National Academy of Sciences.
Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan, terutama pada evolusi manusia.
Sepeninggal Davidson Black, penelitian di Zhokoudian dilanjutkan oleh Franz Weidenreich dan temuannya juga diteliti lebih lanjut oleg G.H.R von Koenigswald.
Referensi: