KOMPAS.com - Sejarah diartikan sebagai pencarian, sasaran-sasaran atau obyek dari pencarian tersebut, dan catatan dari hasil pencarian tersebut.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, obyek penelitian sejarah adalah peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa lampau.
Cara yang dilakukan dalam penelitian sejarah disebut dengan metode sejarah. Menurut Gilbert J Garraghan, metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang efektif.
Menilai secara kritis dan mengajukan sintetis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis. Berikut langkah-langkah metode penelitian sejarah, sebagai berikut:
Baca juga: Kegunaan atau Manfaat dari Sejarah
Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Sejarah (2021) oleh Sumargono, menentukan tema di awal penelitian bertujuan untuk memperkecil ruang gerak penelitian, agar fokus.
Dalam menentukan tema, pengkaji harus memiliki perkara yang akan dikaji. Untuk memudahkan penelitian, tentukan tema yang akan dikembangkan, maka penting untuk menentukan jangkauan yang dapat dilakukan sehubungan dengan penelitian.
Beberapa kategori tema sejarah, yaitu:
Heuristik adalah proses pencarian atau pengumpulan sumber-sumber yang akan digunakan untuk merekonstruksi sejarah.
Heuristik menjadi langkah penting dalam melakukan rekonstruksi sejarah. Karena dengan ini seseorang mampu merekonstruksi masa lampau dan menuliskannya dalam bentuk historiografi.
Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah sejarah yang mencakup segala macam kenyataan atau jejak.
Cara memperoleh sumber sejarah bisa didapat dari perpustakaan, kantor arsip, museum, studi lapangan, dan wawancara.
Baca juga: Sumber Sejarah: Pengertian dan Contohnya
Beberapa bentuk sejarah, yaitu:
Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagi menjadi:
Sumber berdasarkan asalnya, sebagai berikut:
Seorang sejarawan melakukan penafsiran atas data sejarah. Hal ini dilakukan pada tahap verifikasi atau kritik.