Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Raksasa di Surabaya, Sejarah yang Kerap Terlupa

Kompas.com - 22/09/2022, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Dukungan bangsa Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan rapat raksasa.

Selain Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945, sebenarnya rapat raksasa juga dilakukan di daerah lain.

Misalnya seperti di Medan pada 6 Oktober 1945 dan rapat raksasa di Surabaya yang digelar di dua tempat, yakni di Pasar Turi dan Tambaksari.

Sayangnya, rapat raksasa di Surabaya kerap terlupa dari ingatan masyarakat Indonesia. Bahkan tanggal kejadiannya pun simpang siur.

Berikut ini sejarah rapat raksasa di Surabaya.

Baca juga: Rapat Raksasa di Lapangan Ikada: Latar Belakang, Penggagas, dan Tujuan

Diselenggarakan di dua tempat

Rapat raksasa di Surabaya digelar di dua tempat, yakni di Pasar Turi dan Tambaksari.

Di daerah Pasar Turi, rapat raksasa berlangsung pada 17 September 1945. Saat itu, tokoh-tokoh pemuda berseru agar kekuasaan segera diambil alih dari tangan Jepang.

Selain di Pasar Turi, rapat raksasa di Surabaya juga dilaksanakan di Tambaksari.

Sayangnya, di berbagai buku, tidak ada keseragaman perihal tanggal terjadinya rapat raksasa di Tambaksari.

Padahal, rapat raksasa di Tambaksari terjadi dalam skala lebih besar dari rapat di Pasar Turi.

Baca juga: Kronologi Pertempuran Surabaya

Kapan rapat raksasa di Tambaksari?

Versi 1, 11 September

Buku berjudul Republik Indonesia, Provinsi Jawa Timur terbitan Kementerian Peneriangan menyebut rapat raksasa di Tambaksari terjadi pada 11 September 1945.

Hal itu sesuai dengan catatan Mayjen Purn. Sungkono dalam Data-data Peristiwa Revolusi 10 November 1945 di Kota Surabaya, yang menyebut rapat raksasa di Tambaksari terjadi pada 11 September 1945.

Pendapat itu mungkin didasarkan pada berita harian Soeara Asia edisi 10 September 1945, yang mengumumkan bahwa akan ada rapat raksasa di Tambaksari pada 11 September 1945 pukul 16.30 WIB.

Padahal, harian Soeara Asia edisi berikutnya memberitakan bahwa rapat tersebut ditunda tanpa menyebut tanggal penggantinya.

Disayangkan juga, harian Soeara Asia sempat berhenti terbit, sehingga tidak memberitakan lagi tentang rapat raksasa di Surabaya.

Baca juga: 6 Tokoh Pertempuran Surabaya

Versi 2, 13 September

Barlan Setiadijaya dalam bukunya, Merdeka atau Mati di Surabaya 1945, menyebut rapat raksasa di Tambaksari terjadi pada 13 September 1945.

Pendapat itu bersumber dari harian Soeara Merdeka edisi 20 September 1945.

Dalam berita yang menyatakan bahwa rapat raksasa di Tambaksari terjadi pada 13 September 1945 tersebut, juga dimuat berita Rapat Raksasa di Lapangan Ikada di Jakarta pada 19 September 1945.

Versi 3, 21 September

Tokoh pejuang Roeslan Abdulgani, yang menyusun buku Arek-arek Surabaya dan Hari Pahlawan, menyebut bahwa rapat raksasa di Tambaksari terjadi pada 21 September 1945.

Pendapat Roeslan Abdulgani ini dikutip oleh Blegoh Soemarto dalam bukunya, Pertempuran 10 November 1945.

Baca juga: Tokoh Pemuda yang Merobek Bendera Belanda di Surabaya

Versi 4, diselenggarakan dua kali

Dalam buku Dokumentasi Pemuda yang terbit pada 1948, disebut bahwa rapat raksasa di Tambak Sari terjadi dua kali, yakni pada 11 dan 20 September 1945.

Kesimpulan ini didasarkan pada keterangan bahwa rapat raksasa di Tambaksari yang pertama diselenggarakan atas inisiatif KNI Surabaya.

Sedangkan yang kedua dipelopori oleh Gabungan Pemuda Kantor, yang merespons seruan Komite Van Aksi dari Jakarta untuk menyelenggarakan rapat raksasa secara serentak di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan berbagai kota lainnya guna membakar semangat rakyat dalam mempertahankan kedaulatan RI.

Namun, karena pada 19 September aksi di Surabaya belum siap, maka diundur menjadi tanggal 20 atau 21 September.

Meski diselenggarakan dua kali, tetapi rapat raksasa pada 20 atau 21 September lebih dikenang karena terjadi dalam skala lebih besar dan dilanjutkan dengan pawai keliling kota.

Bahkan gelaran yang kedua diduga diikuti oleh 500.000 orang dan membuat pihak Jepang marah dengan menangkap serta menginterogasi para pemuda yang berpartisipasi.

Baca juga: Insiden Hotel Yamato, Perobekan Bendera Belanda di Surabaya

Terlepas dari perbedaan pendapat terkait tanggal terjadinya, dapat dipastikan bahwa di Surabaya juga terjadi rapat raksasa yang tidak kalah spektakuler dari Rapat Raksasa di Lapangan Ikada.

Rapat raksasa itu berhasil mengobarkan semangat dan membulatkan tekkad rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan serta mendukung eksistensi pemerintah RI.

Berawal dari rapat raksasa, terjadi aksi revolusi yang lebih berani, misalnya dengan perobekan plakat-plakat yang dibuat Jepang, pengambilalihan kantor-kantor, dan didesaknya pimpinan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang di Surabaya untuk menyerahkan senjata dan peralatannya.

 

Referensi:

  • Moehkardi. (2019). Bunga Rapia Sejarah Indonesia: Dari Borobudur hingga Revolusi Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com