Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pasuruan dari Zaman Kerajaan hingga Sekarang

Kompas.com - 25/07/2022, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Keberadaan Pelabuhan Tanjung Tembikar mampu menarik banyak pedagang untuk datang ke Pasuruan.

Berkat pelabuhan ini, Pasuruan menjadi tersohor sebagai salah satu pusat transaksi dagang antarpulau di kawasan timur Nusantara.

Baca juga: Mengapa Jombang Disebut Kota Santri?

Era Kerajaan Majapahit hingga Mataram Islam

Di era Kerajaan Majapahit, keberadaan Pasuruan sebagai hunian masyarakat dapat ditemukan dalam Kitab Negarakertagama.

Nama kuno Pasuruan adalah Pasoeroean, yang artinya tempat tumbuh tanaman suruh (sirih) atau kumpulan daun sirih.

Kata ini diucapkan oleh Raja Hayam Wuruk saat sedang berkunjung ke wilayah Pasuruan. Setelah Kerajaan Majapahit runtuh, pengaruh Islam mulai mendominasi wilayah Jawa, termasuk Pasuruan.

Konon, Sidogiri merupakan daerah awal Sunan Giri (1442-1506) meletakkan dasar dakwahnya dengan membuka tempat mengaji.

Peran Pasuruan dalam menyebarkan agama Islam berlanjut pada masa Kerajaan Demak (1475-1568), Kerajaan Pajang (1568-1582), dan Kerajaan Mataram Islam.

Ketika Kerajaan Mataram Islam di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), wilayah Pasuruan berhasil dikuasai.

Baca juga: Kebijakan Sultan Agung Selama Memerintah Mataram Islam

Kyai Darmojoedo I atau Darmoyuda kemudian diangkat sebagai adipati atau bupati pertama Pasuruan periode 1613-1645.

Pada 8 Februari 1686, Untung Suropati ditunjuk sebagai adipati Pasuruan kelima oleh Pangeran Nerangkusuma dari Mataram Islam.

Selama hampir dua dekade pemerintahan Untung Suropati selalu dipenuhi dengan pertempuran melawan Belanda.

Untung Suropati juga dikenal sebagai tokoh yang membunuh Kapten Tack, seorang perwira VOC dari Belanda.

Hari pengangkatan Untung Suropati pada 8 Februari 1686 kemudian ditetapkan sebagai hari lahir Kota Pasuruan.

Baca juga: Untung Surapati: Latar Belakang, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Era penjajahan Belanda

Sebagai kota pelabuhan di pantai utara Jawa, Pasuruan juga dilewati Sungai Gembong.

Pada zaman penjajahan Belanda, sungai ini digunakan sebagai jalur angkut hasil bumi dari daerah pedalaman menuju pesisir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com