Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bus Tingkat di London

Kompas.com - 21/05/2022, 13:00 WIB
Gibran Aulia Muhammad,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Ketika itu, sistem pembagian rute dengan membedakan warna armada masih digunakan.

Baru pada 1906, untuk membedakan rute, setiap perusahaan bus menggunakan angka untuk membedakan armada mereka dengan bus milik perusahaan lain.

LGOC mengadopsi nama "Vanguard", yang ditulis di badan setiap armada mereka untuk membedakannya dengan armada lain.

Di waktu bersamaan, LGOC mulai mengecat armada mereka dengan warna merah.

Saat itu, kereta kuda masih ada di Inggris, tetapi jumlahnya semakin sedikit dan terakhir terlihat di London pada sekitar 1914.

Baca juga: Sejarah Cafe Racer, Jenis Motor Custom Asal Inggris

Pemilihan warna merah

Pada pertengahan 1920-an, peningkatan populasi di Inggris memicu persaingan antarperusahaan bus.

Akhirnya, LGOC mulai menetapkan warna merah sebagai warna resmi armada mereka guna membedakan armadanya dengan bus milik perusahaan lain.

LGOC kemudian menjadi perusahaan bus terbesar di Inggris, dan armada mereka yang berwarna merah pun memenuhi kota.

Pada 1930-an, LGOC dan perusahaan Omnibus lainnya bergabung dalam Dewan Transportasi Penumpang London (London Passenger Tansport Board) di divisi London Transport (LT).

Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk mempermudah pengelolaan dan mengatur persaingan antarperusahaan.

Baca juga: Britpop, Masa Kejayaan Musik Rock Inggris

Selanjutnya, LT dikenal sebagai otoritas baru yang mengelola semua layanan bus. Pada 1933, warna merah diadopsi oleh LT sebagai warna semua armada bus di London.

Pada 1984, semua layanan bus di London berada di bawah London Regional Transport, di mana pemerintah pusat memegang kendali utamanya.

Kemudian, pada 2000, kepemilikan bus di London berubah lagi, menjadi di bawah kelola Transport for London (TFL), yang diatur langsung oleh walikota London.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com