Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah Rusli, Pengarang Novel Fenomenal Siti Nurbaya

Kompas.com - 04/05/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Selama bekerja di Sumbawa Besar, ia mengamati kehidupan sosial masyarakat dalam sebuah novel berjudul La Hami.

Pada 1916, Rusli pindah ke Bima untuk bekerja sebagai Kepala Perhewanan selama dua tahun, hingga 1918.

Setelah itu, ia bekerja di Bandung sebagai Kepala Peternakan Hewan Kecil, dan pindah lagi ke Blitar untuk menempati posisi Kepala Perhewanan Daerah.

Pada 1920, Rusli diangkat menjadi asisten dosen di Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor.

Setahun kemudian hingga empat tahun berikutnya, ia menjadi dokter hewan di Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke Balige, Tapanuli, Sumatera Utara, dan mengabdikan diri di bidang yang sama hingga era setelah kemerdekaan.

Baca juga: Putu Wijaya, Sastrawan Serba Bisa

Bergabung militer

Setelah Indonesia merdeka, Marah Rusli tinggal di Solo. Ia kemudian masuk dalam Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).

Di Angkatan Laut, ia memiliki pangkat mayor dan bertugas dalam urusan pengangkutan darat, pertanian, peternakan, dan perikanan.

Marah Rusli juga bertanggung jawab dalam urusan pengawetan makanan dan keperluan Angkatan Laut di Kota Tegal, Jawa Tengah, serta berperan dalam melatih pegawai militer dalam masalah kehewanan semasa revolusi pasca-kemerdekaan.

Pada 1948, Marah Rusli menjadi dosen di Sekolah Tinggi Dokter Hewan di Klaten. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Semarang untuk bekerja sebagai Kepala Perekonomian.

Marah Rusli pensiun dalam kedinasan pada 1953 dan pindah ke Bogor di mana ia bekerja di Pusat Penyelidikan Peternakan hingga1960.

Baca juga: Barli Sasmitawinata, Maestro Lukis Asal Bandung

Pelopor kesusastraan Indonesia modern

Meski meniti karier di bidang kedokteran hewan, Marah Rusli ternyata sangat memperhatikan dunia sastra dan masyarakat.

Perhatiannya dalam bidang sastra pun sudah tumbuh sejak kecil, ketika ia sering mendengarkan dongeng berwawasan dan memiliki nilai pendidikan.

Berkat keteguhannya mendalami sastra, Marah Rusli berhasil melahirkan karya sastra besar berjudul Siti Nurbaya.

Lahirnya novel Siti Nurbaya sebagai sebuah karya sastra membuat Marah Rusli dianggap sebagai pelopor kesusastraan Indonesia modern.

Selain Siti Nurbaya, ada beberapa karya sastra yang dihasilkan oleh Marah Rusli, seperti novel Memang Jodoh, Tesna Zahera, dan cerita anak berjudul Tambang Intan Nabi Sulaiman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com