Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Banda Neira, Nostalgia Pulau Penghasil Pala

Kompas.com - 05/04/2022, 10:00 WIB
Nur Alifi Wijayanti ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banda Neira merupakan salah satu pulau yang ada di Kepulauan Banda, Provinsi Maluku.

Dahulu, pulau ini terkenal karena menjadi pusat perdagangan pala dunia. Hal ini membuat beberapa negara memperebutkannya dan ingin menjajahnya.

Namun, seiring dengan meredupnya eksistensi pala di dunia, Banda Neira juga perlahan berubah menjadi tempat yang mulai dilupakan banyak orang.

Baca juga: Mengapa Maluku Dijuluki The Spicy Island?

Sejarah penamaan Banda Neira

Apabila ditelusuri sejarahnya, setidaknya ada lima nama yang pernah disematkan pada Pulau Banda Neira.

Yang pertama adalah Wandan, yang disebut dalam Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca.

Penyebutan Wandan beserta pulau-pulau Timur Indonesia menegaskan bahwa Banda di masa lalu merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Yang kedua adalah Andare, termaktub dalam manuskrip kuno Hikajat Banda, yang bercerita mengenai penciptaan Tanah Andare, yang pada 1945 ditulis ulang oleh Van Ronkel.

Kemudian yang ketiga, Andan, yang disebutkan dalam manuskrip kuno Hikayat Lonthoir.

Andan merupakan nama yang merujuk pada laki-laki penduduk Banda yang mempunyai istri bernama Dalima.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Tebing Tinggi

Yang keempat adalah Neira, yang banyak disebut dalam laporan kolonial sejak Portugis sampai Inggris.

Yang menarik, meski nama ini tidak pernah disebutkan dalam manuskrip kuno mana pun, tetapi kata ini muncul menjadi identitas kepulauan itu.

Apabila diusut lebih lanjut, ternyata nama ini beberapa kali muncul dalam syair kabata yang merupakan folklore Banda.

Di dalamnya, ada penyebutan nama “Nira” yang merujuk pada tokoh penyebar agama Islam di Maluku, termasuk Banda. Nama lengkapnya adalah Nirawati Watro. Hal ini menunjukkan sisi keislaman dan kesakralan Banda Neira.

Sementara itu, menurut sejarawan asal Banda bernama Des Alwi, kata “Nira” bisa diartikan sebagai maju. Selaras dengan kata “Nayira”, yang dalam bahasa Arab artinya cahaya yang maju/berpendar.

Bisa jadi, Naira dalam hal ini berarti sebuah kota yang bercahaya dan berperadaban maju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com