KOMPAS.com - Ibnu Hajar al-Asqalani adalah seorang ahli hadis terkemuka yang diketahui memiliki 150 karya dari beberapa bidang ilmu.
Selain hadis, karya-karyanya membahas mengenai sejarah, tafsir, puisi, dan fikih Syafi'i.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan Kitab Shahih Bukhari yang diakui paling detail.
Ibnu Hajar al-Asqalani lahir pada 18 Februari 1372 di Mesir dengan nama lengkap Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar.
Ia tumbuh sebagai anak yatim piatu, karena ayahnya meninggal saat usianya baru menginjak empat tahun, kemudian disusul oleh ibunya.
Karena itu, sejak kecil Ibnu Hajar al-Asqalani diasuh oleh kerabatnya, Zaki ad-Din al-Kharrubi, yang menjadi wali sahnya.
Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara
Salah satu guru Ibnu Hajar al-Asqalani adalah Syamsuddin bin Al-Alaf, di mana ia belajar menghafal Al Quran sejak usia lima tahun.
Pada usia sembilan tahun, ia telah menghafal seluruh isi Al Quran. Kemudian, menginjak usia 13 tahun, ia semakin serius untuk belajar bahkan menamatkan sejumlah kitab, yaitu:
Ketika walinya meninggal pada 1386, pendidikan Ibnu Hajar al-Asqalani di Mesir dipercayakan kepada sarjana hadis, Syamsuddin bin al-Qattan.
Selain itu, Ibnu Hajar al-Asqalani belajar tentang fikih (hukum Islam) dan hadis dari Al-Hafizh Al-Iraqi.
Saat belajar bersama Al-Hafizh Al-Iraqi inilah, kemampuannya berkembang hingga menjadi pengajar hadis.
Setelah itu, ia pindah ke Syam, Hijaz, dan Yaman, di mana ia diberi izin oleh ulama setempat untuk mengajar hadis dan fikih.
Baca juga: Ibnu Rusyd, Cendekiawan Muslim yang Dituduh Sesat
Ibnu Hajar al-Asqalani mengabdikan hidupnya untuk memelajari ilmu pengetahuan dan mengajarkannya.
Sepanjang gidupnya, ia diketahui telah menulis setidaknya 150 kitab dari berbagai bidang keilmuan. Berikut beberapa karyanya.
Baca juga: Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan
Ibnu Hajar al-Asqalani meninggal pada 2 Februari 1449 di usia 79 tahun. Karena kontribusinya, diperkirakan 50.000 orang dari berbagai kalangan berbondong-bondong menghadiri pemakamannya di Kairo, Mesir.
Bahkan Sultan Saifuddin Jaqmaq dan Khalifah Abbasiyah di Kairo, Al-Mustakfi II, juga menghadiri pemakamannya.
Referensi: