Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Al-Battani, Astronom Penentu Jumlah Hari

Kompas.com - 13/01/2022, 14:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Al-Battani adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan Muslim yang berpengaruh pada abad pertengahan.

Ia memiliki karya yang sangat populer, yaitu Kitab al-Jiz, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dikutip oleh banyak astronom abad pertengahan, termasuk Copernicus.

Selain itu, Al-Battani memiliki penemuan terbesar yang diakui oleh kalangan ilmuwan Eropa dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, yaitu menemukan bahwa dalam setahun ada 365,24 hari.

Atas pencapaiannya itu, ia bahkan disebut-sebut sebagai astronom terbesar Islam pada abad pertengahan.

Baca juga: Ibnu Rusyd, Cendekiawan Muslim yang Dituduh Sesat

Kehidupan awal

Al-Battani lahir sekitar tahun 858 di Harran dekat Urfa, Turki. Orang Eropa mengenalnya sebagai Albategnius.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Jabir bin Sainan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.

Sejak kecil, Al-Battani tertarik pada keilmuan yang digeluti ayahnya, yaitu ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit. Ketertarikannya tersebut membuatnya bertekad mempelajari astronomi.

Ketika usianya menginjak 20 tahun, keluarganya pindah ke Raqqah. Di tempat baru itu, Al-Battani semakin giat belajar ilmu astronomi dan mulai melakukan penelitian.

Baca juga: Ibnu Taimiyah, Ulama yang Hidup dari Penjara ke Penjara

Astronom dan matematikawan

Di Raqqah, Al-Battani mulai mempelajari naskah kuno karya Ptolomeus yang semakin membuatnya jatuh cinta pada astronomi.

Saat mempelajari ilmu astronomi, ia menemukan suatu penemuan besar, yaitu aphelium. Aphelium adalah titik terjauh bumi saat mengelilingi matahari tiap tahunnya.

Al-Battani menemukan bahwa posisi diameter matahari berbeda dengan yang dijelaskan oleh Ptolomeus dalam karyanya.

Temuannya itu juga berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh ahli Yunani kuno sebelumnya.

Al-Battani semakin leluasa memelajari naskah kuno Ptolomeus pada era kejayaan Dinasti Abbasiyah di bawah pimpinan Harun al Rasyid.

Setelah Romawi runtuh di Eropa Barat, Dinasti Abbasiyah memerintahkan membeli buku sebanyak-banyaknya untuk kemudian diterjemahkan.

Baca juga: Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan

Pada akhirnya, Al-Battani berkontribusi dalam memperbaiki tatanan tata surya dan mengembangkan teori Ptolomeus menjadi lebih akurat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com