Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Kendari

Kompas.com - 11/12/2021, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kendari merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang diresmikan sebagai kota madya pada 27 September 1995.

Menurut catatan sejarah, terbentuknya Kota Kendari diawali dengan terbukanya Teluk Kendari menjadi pelabuhan para pedagang.

Sedangkan asal-usul nama Kendari sendiri berasal dari kata Kandai, yakni alat dari bambu atau kayu yang digunakan penduduk Teluk Kendari untuk mendorong perahu.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Aceh

Asal-usul nama Kendari

Asal-usul nama Kendari diduga muncul pada 1926 dan konon diberikan oleh orang Belanda.

Namun, banyak ada juga yang meyakini bahwa nama Kendari telah muncul jauh sebelumnya, tepatnya pada abad ke-16.

Sejarah menyebut bahwa pada permulaan abad ke-16, bangsa Portugis berlayar ke arah timur Nusantara untuk mencari Kepulauan Maluku yang dikenal kaya akan rempah-rempah.

Dalam perjalanannya itu, mereka singgah di Teluk Kendari dan bertemu dengan orang yang sedang membawa rakit.

Orang-orang Portugis tersebut segera mendekati mereka dan menanyakan nama kampung yang saat itu sedang disinggahi.

Namun, karena keterbatasan bahasa di antara mereka, pembawa rakit mengira orang-orang Portugis menanyakan tentang pekerjaannya.

Alhasil, penduduk itu menjawab dengan kata Kandai, yang artinya adalah dayung atau mekandai (mendayung).

Jawaban yang diberikan oleh pembawa rakit kemudian dicatat oleh bangsa Portugis, bahwa kampung yang mereka singgahi itu bernama Kandai.

Lama-kelamaan sebutan Kandai berubah menjadi Kandari dan kemudian berubah menjadi Kendari.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Binjai

Sejarah Kota Kendari

Kendari pada awal abad ke-16

Sejak dulu, Teluk Kendari dikenal oleh para pelaut Nusantara dan Eropa sebagai jalur persinggahan dari dan menuju Ternate atau Maluku.

Peta Portugis pada awal abad ke-16 telah menunjukkan adanya perkampungan di Pantai Timur Celebes atau Sulawesi.

Dalam sastra lisan suku Tolaki, wilayah Teluk Kendari disebut dengan nama Lipu I Pambandahi, Wonua I Pambandokooha, yang merupakan salah satu daerah di pesisir timur Kerajaan Konawe.

Kendari pada abad ke-19

Penemu, penulis, dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah seorang pelaut Belanda bernama Jacques Nicholas Vosmaer.

Pada 1828, Vosmaer diberi tugas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk melakukan observasi ke jalur perdagangan di pesisir timur Sulawesi, yaitu Teluk Kendari.

Ia lantas pergi mengunjungi Teluk Kendari, dan pada 9 Mei 1831 membangun istana raja Suku Tolaki. Karena itu, Vosmaer pun diizinkan mendirikan loji atau kantor dagang.

Tanggal 9 Mei kemudian dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari. Pasalnya, peristiwa itulah yang menjadi titik tolak perkembangan Kendari menjadi kota pusat pemerintahan dan perdagangan.

Pada akhir abad ke-19, para pelayar dari Bugis dan Bajo melakukan aktivitas perdagangan di Teluk Kendari. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan pemukiman kedua etnis tersebut di sana.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Banyuwangi

Ditetapkan sebagai ibu kota Sulawesi Tenggara

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan Jepang, Kendari adalah kawedanan sekaligus ibu kota Onder Afdeling (wilayah administratif yang diperintah oleh Belanda).

Seiring dengan berkembangnya perdagangan dan pelabuhan laut di Kendari saat itu, maka kota ini terus tumbuh menjadi ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959.

Penetapan Kota Kendari sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964.

Saat itu, wilayahnya masih terdiri dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga.

Kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978 mengubah status Kendari menjadi Kota Administratif yang meliputi tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kendari, Mandonga dan Poasia.

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kota Kendari, maka dikeluarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1995, yang menetapkan Kota Kendari sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II.

 

Referensi: 

  • HM, Zaenuddin. (2017). Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: PT Zaytuna Ufuk Abadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com