Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kerusuhan Medan 1998

Kompas.com - 01/12/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang lengsernya Presiden Soeharto, terjadi peristiwa Kerusuhan Mei 1998 di beberapa kota di Indonesia.

Salah satu kerusuhan terbesar dan paling awal terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, pada 6 Mei 1998. Saat itu, ratusan ruko dan kendaraan menjadi sasaran amuk massa yang kecewa terhadap pemerintah.

Akibat peristiwa kerusuhan Medan 1998, sedikitnya enam orang tewas serta puluhan lainnya mengalami luka-luka. 

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Mei 1998

Kronologi Kerusuhan Medan 1998

Dipicu sikap represif aparat

Pada awal Mei 1998, mahasiswa telah berdemonstrasi di kampus-kampus di seluruh Medan untuk memprotes rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Bertambahnya jumlah demonstran dibarengi dengan meningkatnya seruan dari masyarakat untuk dilakukan reformasi.

Selama beberapa hari, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan semakin meningkat, karena aksi demonstrasi disikapi dengan represif.

Pada 4 Mei 1998, harga BBM melonjak tajam hingga 71 persen dalam waktu satu malam saja.

Lebih dari 500 mahasiswa berkumpul di IKIP Negeri Medan (sekarang Universitas Negeri Medan) untuk melakukan aksi.

Pasukan keamanan pun segera memblokade kampus untuk mencegah mahasiswa keluar.

Baca juga: Penyebab Kerusuhan Mei 1998

Ketika hari menjelang malam, mahasiswa diizinkan pulang, tetapi beberapa aparat dilaporkan menghentikan dan menyerang sebagian dari mereka.

Kabar mengenai serangan ini menyebar hingga memicu serangan terhadap sebuah pos polisi lalu lintas.

Ketika polisi yang kalah jumlah melarikan diri, pengunjuk rasa mulai menyerang pusat perbelanjaan dan pos polisi lainnya.

Ribuan orang pun turun ke jalan untuk membakar mobil dan toko hingga larut malam, yang kemudian memicu kerusuhan tiga hari di Medan.

Memuncak pada 6 Mei 1998

Sikap represif aparat membuat kerusuhan di Medan memuncak pada 6 Mei 1998, di mana Buana Plaza di Jalan Aksara Medan dijarah oleh masyarakat.

Polisi dan aparat keamanan lainnya pun berusaha mengendalikan situasi di pusat perbelanjaan tersebut.

Setelah situasi berhasil dikendalikan, pihak kepolisian segera memblokir beberapa ruas jalan dan mengirim serombongan tentara untuk berjaga-jaga. 

Baca juga: Peristiwa Gejayan 1998

Ilustrasi: Kerusuhan Mei 1998ARBAIN RAMBEY Ilustrasi: Kerusuhan Mei 1998
Sementara kondisi di Buana Plaza mulai terkendali, giliran toko-toko milik pedagang keturunan Tionghoa yang menjadi sasaran untuk dijarah.

Massa yang beraksi pun semakin beringas. Mobil-mobil yang ada di depan toko tidak hanya dibakar, tetapi juga didorong dan dihantamkan ke depan pintu ruko.

Setelah pintu berhasil dijebol, mereka lantas mengambil barang dagangan dan harta pemilik toko keturunan Tionghoa.

Di saat yang sama, aksi penjarahan juga dilakukan di gudang-gudang penyimpan beras dan peralatan pecah belah.

Saat Brimob tiba pada sore hari, massa dibubarkan dengan gas air mata. Namun, aksi tetap berlanjut pada hari berikutnya, di mana massa mulai menyerang pasar, bank, dan perkantoran di seluruh kota.

Polisi dan tentara anti huru hara pun menembakkan peluru karet ke arah kerumunan untuk membubarkan mereka, tetapi tidak berhasil.

Baca juga: Aktivitas Ekonomi Masyarakat Tionghoa di Surakarta Awal Abad 20

Kekacauan di Medan dapat dikendalikan dua hari kemudian. Hasilnya, enam orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Tragedi berdarah ini membuat perekonomian Medan lumpuh dengan kerugian ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.

 

Referensi: 

  • Hoon, Chang Yau. (2012). Identitas Tionghoa: Pasca-Soeharto Budaya, Politik, dan Media. Jakarta: LP3S.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com