Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali dari Long March, Divisi Siliwangi Disambut Gerakan DI/TII

Kompas.com - 29/11/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Divisi Siliwangi merupakan Komando Daerah Militer Angkatan Darat untuk kawasan Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Sejak dibentuk pada 1946, pasukan ini pernah terlibat konflik dengan beberapa pihak, salah satunya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). 

Adu senjata antara Divisi Siliwangi dan DI/TII pertama kali terjadi pada 25 Januari 1949, ketika pasukan Siliwangi melakukan "Long March" atau kembali dari Jawa Tengah dan Yogyakarta ke Jawa Barat.

Serangan ini membuka bentrokan antara pasukan Siliwangi dan DI-TII/SMK, yang nantinya berlangsung selama 13 tahun.

Long March Siliwangi

Pada Februari 1948, kesatuan tempur TNI di Jawa Barat atau Divisi Siliwangi, terpaksa hijrah ke Jawa Tengah akibat ditandatanganinya Perjanjian Renville.

Namun, pada 18 Desember 1948, Belanda melanggar perjanjian tersebut dengan melancarkan agresi militernya yang kedua.

Pelanggaran terhadap Perjanjian Renville sama saja dengan membatalkan persetujuan gencatan senjata.

Sebagai respon, semua angkatan perang Indonesia diturunkan untuk menghadapi serangan Belanda, termasuk Divisi Siliwangi.

Baca juga: Divisi Siliwangi Hijrah ke Jawa Tengah

Kepala Staf Divisi Siliwangi, Letnan Kolonel Daan Yahya, segera menghadap Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia untuk melaporkan pelaksanaan "Long March".

"Long March" berarti seluruh anggota Divisi Siliwangi yang berada di Jawa Tengah akan menempuh jarak ratusan kilometer untuk kembali ke kampung halamannya di Jawa Barat.

Dalam perjalanan melakukan "Long March" ini, pasukan Siliwangi ternyata tidak hanya menghadapi rintangan dari pihak Belanda, tetapi juga jebakan yang dipasang Darul Islam-Sukarmadji Marijan Kartosuwiryo atau DI-TII/SMK.

Motif serangan DI-TII/SMK

Setelah Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah, di Jawa Barat timbul pergolakan dari DI-TII/SMK, yang memproklamasikan negara Islam Indonesia dan menyusun peralatan kenegaraannya.

Pada mulanya, pemerintah mengira aksi DI-TII/SMK adalah siasat penyamaran untuk melanjutkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Namun, pergerakan DI-TII/SMK ternyata memiliki tujuan-tujuan tersendiri, bahkan memusuhi Republik Indonesia, di samping melawan Belanda.

Sikap memusuhi ini ditunjukkan dengan serangan terhadap Divisi Siliwangi yang tengah melakukan "Long March".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com