DI-TII/SMK menganggap pasukan Siliwangi yang pulang berhijrah itu hanya tentara liar yang harus ditindak.
Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Ketika pasukan-pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat, mereka belum menyadari adanya perubahan keadaan di kampung halamannya yang disebabkan oleh DI-TII/SMK.
Setibanya mereka di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, pasukan DI-TII/SMK telah menghadang secara tidak terduga.
Bahkan tidak sedikit pasukan Siliwangi yang disergap kemudian dibantai setelah dianiaya dan diracun setelah diundang makan bersama.
Sebagai Perwira Teritorial, Mayor Utaraya berusaha menemui pimpinan DI/TII, terutama S.M. Kartosuwiryo sebagai pucuk pimpinan.
Keduanya lantas mengadakan pembicaraan di Cisampang, tetapi tidak mencapai kesepakatan. Alhasil, regu pengawal Mayor Utaraya dilucuti dan ditawan guna menunggu perkembangan lebih lanjut.
Semenjak hari itu, mereka tidak pernah melihat Mayor Utaraya, yang ternyata dibunuh secara keji oleh gerombolan DI-TII/SMK.
Pertempuran inilah yang membuka bentrokan antara Divisi Siliwangi dan DI-TII/SMK, yang nantinya berlangsung selama 13 tahun, yakni hingga 4 Juni 1962.
Referensi: