KOMPAS.com - Lhokseumawe adalah salah satu kota di Provinsi Aceh.
Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatra, antara Banda Aceh dan Medan. Lhokseumawe merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Aceh
Lhokseumawe berasal dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam bahasa Aceh, Lhok berarti dalam, teluk, atau palung laut.
Sedangkan Seumawe berarti air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya.
Pendapat lain juga mengatakan Lhokseumawe berasal dari nama seorang Teungku, yaitu Teungku Lhokseumawe yang dimakamkan di kampung Uteun Bayi.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Kota Lhokseumawe sudah muncul sejak Kerajaan Samudra Pasai, sekitar abad ke-13 yang kemudian menjadi bagian dari Kesultanan Aceh sejak 1524.
Kota Lhokseumawe ini diperintah oleh Uleebalang Kutablang.
Sebelum abad ke-20, tahun 1903, Uleebalang Kutablang ikut berperan sebagai pejuang Aceh yang melawan penjajah Belanda.
Sayangnya, dalam pertempuran ini, Lhokseumawe gagal mengalahkan Belanda, sehingga Lhokseumawe berhasil ditaklukkan oleh Belanda.
Sejak saat itu, status Lhokseumawe pun berubah menjadi Bestuur van Lhokseumawe atau Dewan Lhokseumawe dengan dipimpin oleh Teuku Abdul Lhokseumawe.
Lalu, pasca-kemerdekaan Indonesia, dibentuk Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956.
Dalam UU tersebut terbentuk daerah-daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkup daerah Provinsi Sumatera Utara, salah satunya Kabupaten Aceh Utara dengan Lhokseumawe sebagai ibu kota.
Seiring berjalannya waktu, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah, status Lhokseumawe berpeluang untuk ditingkatkan menjadi Kota Administratif.
Akhirnya, tanggal 14 Agustus 1986, Lhokseumawe dijadikan Kota Administratif yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Soeparjo Roestam tanggal 31 Agustus 1987.
Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Portugis dan VOC
Awalnya, Lhokseumawe dijadikan sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Utara.